Harga sejumlah komoditas pangan bergerak naik menjauhi harga acuan pemerintah. Tanpa intervensi, kenaikannya berpotensi mendorong inflasi bulan ini.
JAKARTA, KOMPAS - Kenaikan terjadi pada sumber protein utama masyarakat, antara lain telur dan daging ayam serta daging sapi, beberapa pekan terakhir. Sesuai pola sebelumnya, permintaan ketiga bahan pangan itu meningkat menjelang akhir tahun.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, Abdullah Mansuri saat dihubungi Kamis (6/12/2018) menyebutkan, harga daging ayam ras sudah menyentuh Rp 37.000-38.000 per kilogram (kg), di atas harga acuan yang ditetapkan Rp 34.000 per kg. Adapun telur ayam mencapai Rp 25.600 per kg atau di atas acuan yang ditetapkan Rp 23.000 per kg.
Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018, harga acuan penjualan daging sapi segar di tingkat konsumen berkisar Rp 80.000-105.000 per kg. Namun, harga di pasara telah mencapai Rp 118.000-124.000 per kg.
Menurut Abdullah, kenaikan harga bersumber dari tingginya ongkos produksi di tingkat peternak, terutama untuk komoditas telur dan daging ayam. Kenaikan ongkos produksi didorong oleh naiknya harga jagung pakan.
Kalangan peternak unggas dan produsen pakan berulang mengeluhkan pasokan jagung. Harganya terus naik sehingga mendongkrak ongkos produksi beberapa bulan terakhir. Sebagian peternak terpaksa afkir dini karena keterbatasan modal. Sejumlah pelaku perunggasan dan pengamat pun telah mengingatkan soal potensi kenaikan harga telur dan daging ayam akhir tahun ini.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan suplai telur ayam untuk operasi pasar. Telur akan dijual sesuai harga acuan penjualan. "Sumbernya dari integrator besar dan peternak dari sentra produksi," ujarnya.
BKP meyakini produksi daging ayam surplus 38.000 ton pada Desember 2018. Sementara surplus telur ayam diperkirakan 77.000 ton. Menurut Agung, kenaikan harga daging ayam terkait dengan distribusi. Ongkos logistik dinilai turut membebani harga di tingkat konsumen.
Provinsi prioritas
BKP memetakan sembilan provinsi prioritas pemantauan, yakni Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Kalimatan Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Permintaan pangan di kesembilan provinsi ini diperkirakan akan meningkat pesat karena perayaan Natal dan pariwisata.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdullah, mengapresiasi pemetaan tersebut sebagai mitigasi pemerintah. "Namun, pemetaan perlu dioptimalkan. Jika tidak, telur dan daging ayam akan masuk dalam tiga komoditas utama yang menyumbang inflasi pangan Desember (2018)," ujarnya.
Selain karena permintaan yang meningkat, ongkos produksi yang naik turut mendongkrak harga telur dan daging ayam. Menurut Rusli, pemerintah perlu mempercepat kedatangan jagung impor untuk mengendalikan harga telur dan daging ayam.
Secara umum, kata Rusli, inflasi pada bulan Desember 2018 diperkirakan 0,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Khusus pangan, inflasinya diperkirakan 2,11 persen. Menurut Mansuri, berdasarkan pantauannya lima tahun terakhir, puncak kenaikan permintaan komoditas pangan di pasar terjadi pada H-7 hari raya Natal. Sebagai antisipasi, pemerintah dinilai perlu memperhatikan pemetaan sentra produksi dan konsumsi dalam menyeimbangkan neraca komoditas antardaerah.
Bawang dan cabai
Selain bahan pangan sumber protein, Abdullah melihat kecenderungan naiknya harga bawang merah, bawah putih, dan cabai sepekan terakhir. "Rata-rata kenaikannya Rp 500-1.000 per kg dalam sepekan. Kenaikan harga ini sudah biasa terjadi karena pengaruh musim hujan," katanya.
Menurut Rusli, produk hortikultura seperti cabai dan bawang biasanya berdampak pada inflasi pangan bulan Desember. Oleh karena dipengaruhi cuaca dan iklim, penyerapan dan penyaluran bahan pangan tersebut dari daerah sentra produksi perlu dioptimalkan saat ini.
Agung menambahkan, pihaknya berkoordinasi dengan satuan tugas pangan, Kementerian Perdagangan, dan produsen untuk mengamankan harga dan pasokan bahan pangan.