Diperkirakan masih banyak pemudik yang baru kembali ke perantauannya hingga seminggu setelah Lebaran 2024.
Oleh
DEBORA LAKSMI INDRASWARI
·4 menit baca
Sesuai dengan prediksi Kementerian Perhubungan, puncak arus balik mulai terlihat sejak 13 April 2024. Meski demikian, diperkirakan masih banyak pemudik yang baru kembali ke perantauannya hingga seminggu setelah Lebaran 2024. Perkiraan ini perlu diantisipasi karena kemungkinan besar akan menimbulkan puncak arus balik gelombang kedua.
Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menerapkan pola kerja kombinasi Work From Office (WFO) dan Work From Home (WFH) bagi ASN pada Selasa (16/4/2024) dan Rabu (17/4/2024). Pola kerja WFH diperuntukan bagi instansi dengan administrasi pemerintahan dan layanan dukungan pimpinan maksimal 50 persen dari jumlah pegawai. Kebijakan ini diterapkan guna memecah kepadatan arus balik Lebaran 2024 yang mulai memadati jalanan pascalebaran.
Pasalnya, hingga H+2 Lebaran 2024 yakni Sabtu lalu, mobilitas pelaku perjalanan kembali meningkat. Data dari laman Siasati Kemenhub memperlihatkan pascalebaran H+2 sebanyak 1,98 juta penumpang angkutan lebaran telah berangkat dengan jumlah terbanyak yang mencapai 1,1 juta penumpang. Data tersebut merupakan pergerakan penumpang dari lima moda angkutan yaitu bus, angkutan penyebrangan, kapal laut, pesawat, dan kereta api.
Dalam laman tersebut memang tidak ada keterangan pembeda antara penumpang yang berangkat mudik ataupun penumpang yang kembali dari kampung halaman menuju ke perantauan. Terlepas dari itu, mobilitas masyarakat menggunakan angkutan lebaran meningkat kembali setelah pada hari raya Idul Fitri mereda. Tercatat pada hari pertama Lebaran 2024, penumpang yang bepergian mencapai 643 ribu orang dan pada hari kedua Lebaran meningkat menjadi 811 ribu penumpang.
Meningkatnya jumlah penumpang tersebut seiring dengan mulainya arus balik Lebaran 2024. Melihat tren selama dua hari pascahari raya, masih banyak pelaku perjalanan yang belum kembali dari liburan. Jika dibandingkan arus mudik, jumlah pergerakan penumpang pada arus balik itu baru 36 persen dari jumlah penumpang pada masa arus mudik. Perbandingan ini berdasarkan asumsi bahwa jumlah penumpang pada arus mudik tidak jauh berbeda dengan jumlah penumpang pada masa arus balik seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan pengalaman Lebaran 2019 dan 2023, di mana hari raya ini terjadi sebelum dan sesudah Covid-19, jumlah penumpang pada arus balik periode H+1 sampai H+2 hanya sekitar 28 persen dari total jumlah penumpang selama arus balik. Setelah itu, jumlah pelaku perjalanan meningkat signifikan untuk kembali ke daerah perantauan. Hal ini kemungkinan besar juga akan terjadi pada masa libur hari raya Idul Fitri tahun ini. Selama beberapa hari ke depan, sejumlah moda transportasi dan ruas-ruas jalan masih akan dipadati oleh para pemudik dan pelaku perjalanan Lebaran 2024.
Dua gelombang puncak arus balik lebaran 2024
Berdasarkan data penumpang angkutan Lebaran 2019 dan 2023, puncak arus balik memang terjadi mulai H+2 Lebaran. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi lonjakan penumpang setelah H+2 seperti yang terjadi pada arus balik 2023.
Tahun lalu, puncak arus balik terjadi pada H+2 dengan jumlah penumpang mencapai 1,1 juta orang. Namun, pada H+6 jumlah penumpang angkutan Lebaran kembali melonjak hingga 1,02 juta orang. Pada H+7 jumlahnya meningkat lagi menjadi 1,1 juta orang. Hal ini sesuai dengan prediksi Kementerian Perhubungan yang menyebutkan bahwa H+6 akan menjadi puncak arus balik kedua Lebaran 2023.
Besar kemungkinannya tahun ini akan mengalami hal serupa. Ada dua puncak arus balik dalam kurun waktu satu minggu pascahari raya. Menurut Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran 2024 Kementerian Perhubungan, puncak pertama arus balik terjadi pada H+3 Lebaran dengan estimasi sebesar 21,16 persen pelaku perjalanan. Kemudian, puncak arus balik kedua terjadi mulai H+7 Lebaran dengan perkiraan 10,68 persen pelaku perjalanan.
Puncak arus balik pertama sudah terlihat di sejumlah ruas jalan tol Trans Jawa. Pada Minggu (14/04/2024), kemacetan terjadi di ruas tol Solo-Semarang. Terhambatnya pergerakan kendaraan di tol ini disebabkan oleh penumpukan kendaraan di ruas tol itu. Hal ini juga tampak di ruas jalan tol menuju Jakarta yang terpantau padat di Gerbang Tol Cikatama.
Data dari laman Siasati Kementerain Perhubungan menyebutkan jumlah kendaraan yang masuk ke Jakarta via jalan tol meningkat drastis sejak H+1 Lebaran. Sehari setelah Idul Fitri hari, jumlah kendaraan yang masuk mencapai 141,8 ribu unit. Jumlah itu terus meningkat hingga pada H+3 yang jumlahnya mencapai 174,4 ribu unit.
Pertimbangan waktu perjalanan
Perlu menjadi perhatian khusus bahwa arah arus balik balik Lebaran ini didominasi oleh pergerakan kendaraan dan pelaku perjalanan menuju Jabodetabek. Sebab, mayoritas pemudik atau sebanyak 14,68 persen pelaku perjalanan selama Lebaran 2024 berasal dari daerah Jakarta dan sekitarnya. Artinya sekitar 28,43 juta pelaku perjalanan diperkirakan akan kembali ke wilayah tersebut pada masa arus balik Lebaran. Jalur tol, jalur darat, kereta api, kapal, dan penerbangan akan dipadati oleh pemudik yang mengarah ke wilayah Jabodetabek.
Karena itu, para pemudik dan pelaku perjalanan terutama yang menuju area Jabodetabek perlu menyiapkan strategi khusus untuk memilih waktu yang tepat untuk menghindari kepadatan lalu lintas selama arus balik. Adanya kebijakan cuti bersama dan WFH bagi sebagian ASN dapat menjadi pertimbangan untuk menentukan waktu untuk kembali ke perantauan. Pemilihan waktu bisa juga disesuaikan dengan proyeksi gelombang arus balik yang menunjukkan puncak mobilitas di awal dan akhir arus balik.
Selain itu, pemudik dan pelaku perjalanan diharapkan mengikuti perkembangan informasi rekayasa yang dilakukan oleh pemerintah. Pasalnya, pemerintah telah merencanakan sejumlah rekayasa lalu lintas seperti contra flow, one way, dan ganjil genap yang penerapannya bisa berubah-ubah menyesuaikan kondisi lapangan. Kepadatan lalu lintas juga diharapkan berkurang dengan partisipasi para pemudik dan pelaku perjalanan dengan memastikan keterisian bahan bakar kendaraan, kartu tol, serta kondisi badan yang prima sepanjang perjalanan. Dengan demikian, perjalanan balik menuju tanah rantauan selamat hingga tujuan. (LITBANG KOMPAS)