”Delapan Mata”, Indonesia-Singapura yang Akan Diteruskan Para Pemimpin Baru
Leader's Retreat Indonesia-Singapura yang ke-7 ini merupakan sinyal kuat kontinuitas kerja sama Indonesia-Singapura.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam rangka ”Leaders' Retreat” di Istana Bogor, Jawa Barat. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pertemuan Leaders' Retreat pemimpin Indonesia dan Singapura yang dilakukan rutin setiap tahun tersebut kali ini juga menghadirkan pengganti Presiden Jokowi maupun PM Lee. PM Lee menyebut pertemuan kali ini merupakan pertemuan ”delapan mata”.
Dalam kunjungan ke Istana Bogor, Jawa Barat, pada Senin (29/4/2024), PM Lee didampingi penggantinya, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong, yang akan menjadi PM baru Singapura. Sementara Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang merupakan presiden terpilih yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum atau KPU dan disahkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Kunjungan PM Lee sekaligus akan menjadi kunjungan terakhir sebelum ia menyerahkan pemerintahan kepada PM yang baru. PM Lee telah mengumumkan akan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada pengganti yang ditunjuknya, Lawrence Wong, pada 15 April mendatang, dan akan menyerahkan kekuasaan pada 15 Mei. Bagi Presiden Jokowi, kepemimpinan di Indonesia juga akan berlanjut kepada presiden terpilih Prabowo Subianto setelah pelantikan pada 20 Oktober 2024.
Momen keakraban antara Presiden Jokowi, PM Lee, Prabowo, dan Lawrence Wong, antara lain, terekam ketika mereka berempat bersantai di Veranda Istana Bogor. Hal ini di luar kebiasaan karena biasanya Presiden Jokowi hadir seorang diri dan hanya mengundang tamu pemimpin negara ketika bersantai di Veranda. Di Veranda, Presiden Jokowi beberapa kali terdengar menyebut nama Prabowo ketika berbincang dengan PM Lee. Sesekali, Jokowi juga tersenyum dan menunjuk ke arah Prabowo.
Ketika memberikan keterangan pers bersama, PM Lee pun menyinggung tentang pertemuan yang disebutnya sebagai pertemuan ”delapan mata” itu.PM Lee mengaku terhormat karena telah bekerja sama dengan Presiden Jokowi selama bertahun-tahun dari dua periode kepemimpinan Jokowi. Pertemuan kali ini sekaligus menjadi kesempatan yang tepat untuk merefleksikan dan merayakan apa yang telah dicapai bersama oleh Indonesia dan Singapura.
”Retret ini juga tentang kesinambungan dan pandangan ke depan. Biasanya, kami mengadakan pertemuan empat mata di retreat, antara dua pemimpin. Tapi, tahun ini kami senang bisa mengadakan pertemuan delapan mata dengan bergabungnya Pak Prabowo dan Lawrence Wong,” ujar Lee.
Seiring pergantian kepemimpinan, Singapura berkomitmen untuk memandang ke depan dengan membangun fondasi yang kuat dan memperluas kerja sama kedua negara. ”Saya senang Presiden Jokowi dan saya menyerahkan hubungan bilateral dalam keadaan baik kepada penerus kita dan saya sangat yakin bahwa Prabowo dan Lawrence akan terus membawa hubungan ini ke tingkat yang lebih tinggi,” tambahnya.
Penandatanganan MoU
Untuk penandatanganan MoU Concerning Community Empowerment in Mangrove Ecosystem, Indonesia diwakili Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, sedangkan Singapura diwakili Menteri Senior dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Teo Chee Hean. Adapun penandatanganan MoU Indonesia-Singapura JUDC ditandatangani Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Ng Eng Hen.
Tahun ini kami senang bisa mengadakan pertemuan delapan mata dengan bergabungnya Pak Prabowo dan Lawrence Wong.
Pertemuan kali ini juga dihadiri beberapa menteri, antara lain Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. Hadir pula beberapa menteri dari Singapura.
”Ini adalah 'Leader's Retreat' yang ketujuh kita dan merupakan sinyal kuat bagi kontinuitas kerjasama kedua negara, Singapura dan Indonesia,” ujar Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama PM Singapura.
Menurut Presiden Jokowi, Indonesia dan Singapura telah membahas beberapa hal di bidang politik dan pertahanan. Indonesia dan Singapura menyambut baik telah berjalannya implementasi perjanjian pengelolaan wilayah informasi penerbangan atau flight information region (FIR), pertahanan, dan ekstradisi. Implementasi perjanjian ini perlu dipastikan agar bisa berjalan penuh di masa mendatang.
Di bidang ekonomi, Pemerintah Indonesia menawarkan beberapa peluang investasi, seperti manufaktur tekstil di Kendal Industrial Park, ekonomi hijau melalui infrastruktur yang berkelanjutan, dan pembangunan pusat data di Nongsa Batam. Presiden juga mengapresiasi antusiasme 29 perusahaan Singapura dalam investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Singapura diharapkan memberikan dukungan bagi pembangunan PLTS di IKN.
Rencana ekspor listrik ke Singapura dan investasi industri hijau juga akan terus didorong. Terkait ketahanan pangan, kedua negara juga sepakat untuk mendorong kerja sama transfer teknologi dan pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi pengolahan pangan. Untuk kerja sama produk halal, Indonesia mengundang Singapura untuk menjadi pengembang tiga kawasan industri halal, yaitu di Bintan, Serang, dan Sidoarjo.
Di bidang sosial budaya, Indonesia dan Singapura telah membahas penguatan transformasi kesehatan. Hal ini dilakukan melalui investasi pembangunan rumah sakit dan klinik, pengembangan kapasitas tenaga medis, digitalisasi kesehatan, dan pengembangan KEK kesehatan di Bali. Terkait pendidikan, Indonesia menyampaikan pentingnya reaktivasi kelompok kerja bersama.
Presiden Jokowi juga mengundang Singapura untuk hadir di World Water Forum Ke-10 di Bali. Kedua pemimpin juga berdiskusi mengenai persoalan isu kawasan dan global. ”Kami sepakat terus untuk mendorong terciptanya perdamaian di Timur Tengah dan berupaya untuk terus memperkuat sentralitas ASEAN,” ucap Presiden Jokowi.
PM Lee menyebut bahwa kerja sama bilateral Indonesia-Singapura telah mencapai kemajuan luar biasa dalam satu dekade terakhir. ”Kami telah berbagi komitmen untuk memperdalam saling pengertian dan membangun hubungan yang kuat di semua tingkatan,” ujarnya.
Kerja sama di bidang pertahanan, misalnya, konsisten dilakukan dan terus berkembang. Nota kesepahaman di bidang pertahanan yang ditandatangani Menhan Prabowo dan Menhan Singapura, misalnya, mencerminkan kuatnya hubungan pertahanan kedua negara.
Di bidang ekonomi, investasi dari Singapura ke Indonesia terus meningkat dan secara akumulatif kami telah melampaui angka 74 miliar dollar Singapura. Kerja sama di bidang ekonomi digital juga terus diperkuat. PM Lee berharap Indonesia dapat mendorong ekonomi hijau. Secara bilateral, Indonesia dan Singapura juga mencapai kemajuan dalam perdagangan listrik lintas batas.
Dengan visi dan kepemimpinan yang ada, PM Lee meyakini bahwa Indonesia akan berada pada lintasan ekonomi yang kuat. ”Indonesia adalah negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN. Ketika Indonesia makmur, kawasan akan makmur,” ucap PM Lee.