Gibran Ingin Segera Temui Para Peserta Pilpres 2024 Setelah Penetapan KPU
Gibran ingin segera menemui kandidat pilpres lainnya. Apalagi, kedua kandidat lain sudah menerima putusan MK.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, ingin segera bersilaturahmi dengan peserta Pemilihan Presiden 2024 lainnya.
Ia menyatakan, pertemuan itu akan terjadi setelah penetapan calon presiden dan calon wakil presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Adanya pertemuan itu tak serta-merta memasukkan pasangan lain dalam kabinet bentukan mereka.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Nanti setelah dari KPU akan ada pertemuan-pertemuan. Ditunggu saja, ya. Kalau kami intinya ingin cepat-cepat silaturahmi dengan semua, menggandeng semua,” kata Gibran saat ditemui di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (23/4/2024).
Menurut rencana, penetapan calon presiden dan calon wakil presiden terpilih itu akan diadakan di Jakarta, Rabu (24/4/2024). Gibran mengatakan akan hadir dalam acara tersebut mendampingi calon presidennya, yakni Prabowo Subianto, yang juga Ketua Umum Partai Gerindra.
Dalam Pemilu 2024, Prabowo-Gibran menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden peraih suara terbanyak, yakni 92.214.961 suara, atau setara 58,6 persen.
Capaian itu jauh lebih banyak dibandingkan dua kandidat lainnya, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang mendapatkan 40.971.906 suara atau 24,9 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 27.040.878 suara atau 16,5 persen.
Sejak pemilihan berakhir, Prabowo-Gibran memang belum sekali pun menemui dua kandidat pilpres lainnya. Pasalnya, baik Anies-Muhaimin maupun Ganjar-Mahfud seusai pemilihan masih melakukan upaya gugatan soal hasil pilpres melalui Mahkamah Konstitusi (MK).
Pada Senin (22/4/2024) kemarin, MK mengeluarkan putusannya terkait sengketa tersebut. Isi putusan itu menolak seluruh gugatan dari kedua penggugat.
”Kami akan temui tokoh-tokoh yang kemarin belum sempat kami temui. Kan, tujuannya untuk silaturahmi. Dari paslon 1 (Anies-Muhaimin) dan 3 (Ganjar-Mahfud) juga sudah menerima putusannya,” kata Gibran.
Di sisi lain, Gibran menyebut, adanya perjumpaan tidak serta-merta mendudukkan para peserta yang berkontestasi itu berada pada satu gerbong yang sama dalam pemerintahan mendatang. Itu disebabkan keputusan bergabung sebagai koalisi atau berdiri berseberangan menjadi oposisi merupakan kewenangan para ketua umum partai.
”Intinya, yang namanya merangkul, bersilaturahmi. Bukan berarti masuk kabinet. Oposisi, kan, juga memberikan kontribusi,” kata Gibran.
Sebelumnya, Ganjar dan Mahfud sepakat menerima putusan MK. Mereka juga mengucapkan selamat bekerja kepada kandidat terpilih (Kompas, 23/4/2024).
Putusan mengonfirmasi bahwa kita, termasuk MK, tak kuasa menahan laju pelemahan demokrasi di negeri kita.
”Kami ucapkan selamat bekerja untuk pemenang dan mudah-mudahan PR (pekerjaan rumah) bangsa ke depan bisa segera diselesaikan,” kata Ganjar.
Mahfud menyoroti soal tiga hakim konstitusi yang melayangkan pendapat berbeda terkait sengketa pilpres, yakni Saldi Isra, Enny Nurbaningsih, dan Arief Hidayat. Menurut dia, sejarah baru dalam perkembangan hukum terukir mengingat baru kali ini ada perbedaan pendapat dalam penanganan sengketa hasil pilpres oleh MK.
Lewat rekaman video, Anies dan Muhaimin juga menyatakan menghormati putusan MK. Meski demikian, Anies juga mengingatkan segenap pihak agar terus memperkuat demokrasi.
Secara khusus, Muhaimin turut mengapresiasi perbedaan pendapat dari tiga hakim MK. Ia menilai, ketiga sosok itu menjadi harapan bagi tegaknya konstitusi serta kembalinya marwah konstitusi ke depan.
”Putusan MK tak mengejutkan, putusan mengonfirmasi bahwa kita, termasuk MK, tak kuasa menahan laju pelemahan demokrasi di negeri kita,” kata Muhaimin.