Puan Ajak Kader PDI-P Relakan Kawan yang Jadi Lawan di Pilpres 2024
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani mengajak kader menerima kenyataan bahwa kawan lama kini sudah menjadi lawan baru. Itu bukanlah sandiwara.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani mengajak seluruh kader untuk merelakan kawan yang menjadi lawan pada Pemilihan Presiden 2024. Sudah saatnya PDI-P fokus mengerahkan kekuatan untuk memenangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan menggerakkan seluruh mesin partai yang ada.
Saat berpidato di hadapan para kader PDI-P dan sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud, Puan mengatakan, kerja pemenangan sudah tak bisa lagi ditunda. Itu harus segera dimulai, terutama di Jawa Timur yang merupakan daerah perebutan suara untuk memenangi Pilpres 2024.
”Ingat bahwa Jawa Timur sedang jadi rebutan, jadi persaingan akan sengit. Tetapi, saya yakin pendukung Ganjar-Mahfud di Jawa Timur ini tidak takut dengan persaingan,” ujar Puan saat meresmikan kantor Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Provinsi Jawa Timur, di Surabaya, Sabtu (4/11/2023).
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak kedua setelah Jawa Barat. Ketiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan berkontestasi di Pilpres 2024 sama-sama memiliki kedekatan dengan segmentasi pemilih di Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu, Puan juga menyinggung soal kawan yang menjadi lawan di Pilpres 2024. Terkait dengan itu, ia meminta seluruh kader PDI-P dan pendukung Ganjar-Mahfud untuk merelakannya. ”Jangan lagi ada yang berpikir bahwa kawan yang sudah jadi lawan itu sebenarnya sedang bersandiwara dan aslinya tetap bersama kita. Tidak ada itu. Sudah, terima kenyataan bahwa kawan lama sudah menjadi lawan baru,” ucapnya.
Menurut Puan, Indonesia kini dihadapkan dengan benih Orde Baru yang mengkhawatirkan. Di tengah konteks tersebut, seluruh kader dan pendukung harus tetap solid dan fokus pada tujuan pemenangan Ganjar-Mahfud. Meski harus menghadapi tantangan berat, mereka harus kreatif mencari jalan keluar.
”Kita harus cerdas dalam kerja-kerja pemenangan Ganjar-Mahfud. Kalau pintu di depan kita ditutup dan dikunci, maka kita cari jendela untuk masuk. Kalau ada portal yang menghalangi jalan kita, kita loncat lewati portalnya. Kalau ada yang taruh tembok di depan kita, kita cari palu untuk runtuhkan temboknya,” ujar Puan.
Ungkapan kawan dan jadi lawan bukan pertama kali disampaikan Puan. Sebelumnya, itu juga dikemukakan Puan saat memimpin konsolidasi sukarelawan Ganjar-Mahfud se-Jawa Timur di Surabaya, akhir Oktober lalu.
Jangan lagi ada yang berpikir bahwa kawan yang sudah jadi lawan itu sebenarnya sedang bersandiwara dan aslinya tetap bersama kita. Tidak ada itu. Sudah, terima kenyataan bahwa kawan lama sudah menjadi lawan baru.
Meski tidak menyebut secara langsung, hal itu terkait dengan pencalonan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menjadi pendamping Prabowo Subianto, bakal capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Gibran yang merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo adalah kader PDI-P.
Pencalonan Gibran juga memunculkan spekulasi tentang arah dukungan Jokowi di Pilpres 2024. Meski masih berstatus sebagai kader PDI-P, Jokowi dispekulasikan tidak mendukung pasangan Ganjar-Mahfud yang diusung PDI-P bersama dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura.
Bergerak di Jawa Tengah
Setelah meresmikan kantor TPD Jawa Timur, pada hari yang sama Puan juga bertolak ke Semarang, Jawa Tengah. Ia menghadiri pertemuan sukarelawan dan tim pemenangan Ganjar-Mahfud se-Jawa Tengah. Sama seperti Jawa Timur, Jawa Tengah juga merupakan salah satu provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak secara nasional.
Tak hanya Puan, kandidat dari dua poros koalisi lain juga bergerak di Jawa Tengah pada hari yang sama. Bakal capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, misalnya, menyampaikan orasi kebangsaan di hadapan sukarelawan dan simpatisannya di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah.
Selain itu, Gibran juga menghadiri haul ke-112 Al-Habib Ali bin Muhammad Al Al Habsyi di Masjid Riyadh, Surakarta. Ia didampingi beberapa elite partai politik (parpol) anggota KIM, antara lain Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid. Adapun KIM terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelora, dan Partai Prima. Adapun Prabowo, hari ini menghadiri ”Dialog Cendekia” yang diadakan oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Makassar, Sulawesi Selatan.
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan, meski Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Amin belum diumumkan secara resmi, kerja-kerja pemenangan Anies-Muhaimin terus dilakukan, baik oleh partai maupun bakal capres dan cawapres secara langsung.
Mengenai pembentukan timnas serta penentuan sosok yang akan mengisi jabatan di dalamnya, itu masih terus berjalan. Adapun posisi ketua yang disebut Kapten Timnas Amin diklaim sudah ditentukan. ”Kapten Timnas sudah ada, orang itu telah bekerja sekian lama menemani Mas Anies. Jadi, tinggal tunggu waktu yang tepat untuk diumumkan,” ujar Ali.
Sama halnya dengan Timnas Amin, pembentukan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran juga masih berlangsung. Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, pimpinan parpol anggota KIM sedang merekrut tokoh-tokoh nasional dan daerah yang akan bertugas menggalang dukungan untuk Prabowo-Gibran di daerah masing-masing. Namun, ia belum bisa memastikan kapan susunan lengkap tim yang dipimpin mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Rosan Roeslani itu akan diumumkan.