Kemajuan teknologi telah memberi manfaat bagi manusia. Namun, ancaman terhadap hidup manusia selalu muncul.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Amnesty International, lembaga yang bermarkas di London dan fokus pada kampanye hak-hak asasi manusia (HAM), menyampaikan laporan mutakhir mengenai kondisi HAM global pada Rabu (24/4/2024). Situasi dunia setahun terakhir dinilai buruk bagi penegakan HAM. Ada perang di Gaza, konflik bersenjata di Ukraina, perubahan iklim, serta teknologi kecerdasan buatan yang mendegradasi martabat manusia.
Dalam laporan Amnesty International, disebutkan puluhan ribu warga Palestina meninggal di Gaza setelah Israel menyerang wilayah itu. Di sisi lain, ada ribuan orang Israel yang juga tewas. Pada saat yang sama, beribu-ribu orang tewas dalam konflik bersenjata di Ukraina. Perlakuan tak manusiawi terhadap tahanan perang, sebagaimana disebutkan dalam laporan Amnesty International, membuat dunia tampak tak membaik seusai Perang Dunia II (Kompas.id, 24 April 2024).
Tak hanya konflik, perubahan iklim juga disebut sebagai faktor penyebab degradasi martabat manusia. Alasannya, perubahan iklim dan penurunan daya dukung lingkungan membuat sebagian besar manusia kian sulit memenuhi kebutuhan hidup. Sebagai contoh, tak sedikit petani rugi besar akibat cuaca yang tak menentu atau cuaca ekstrem berupa hujan sangat deras atau suhu udara sangat tinggi.
Diakui, perubahan iklim memengaruhi semua negara, tetapi secara tidak proporsional berdampak pada negara-negara berpenghasilan rendah. Pemerintah dan korporasi gagal mengatasinya. Negara-negara, terutama yang telah lama menjadi penghasil emisi karbon, hanya sedikit mengupayakan penghentian pemanfaatan bahan bakar fosil. (Amnesty International, The State of the World’s Human Rights, April 2024).
Hal yang penting diperhatikan, Amnesty International memberi fokus pada kemajuan teknologi. Kecerdasan buatan, terutama setelah muncul kecerdasan buatan generatif, dinilai mendegradasi manusia. Privasi manusia dilanggar. Korporasi besar teknologi begitu berkuasa sehingga hak-hak manusia tak lagi dihormati. Pemantauan terjadi begitu saja. Kecerdasan buatan dilaporkan juga bertanggung jawab sehingga ribuan orang dari kelompok tak mampu terancam kehilangan hak atas perlindungan sosial dari pemerintah di sebuah negara Eropa.
Dengan kata lain, tantangan bagi penegakan martabat manusia kian besar. Kecerdasan buatan dan perubahan iklim menambah panjang daftar ancaman terhadap martabat manusia, setelah ancaman tradisional berupa konflik bersenjata.
Tak mudah bagi negara-negara di dunia untuk mengatasinya karena di antara mereka juga bersaing, berebut dominasi. Karena itulah, masyarakat sipil di semua negara harus bersatu, melakukan advokasi, dan terus menekan pengambil kebijakan agar lebih serius mengatasi ancaman-ancaman bagi penegakan HAM.