Bagi karyawan pengguna sepeda dan pejalan kaki, mendapat uang saku paling tinggi Rp 10.000 per sekali jalan.
Oleh
PRAJNA DELFINA DWAYNE
·2 menit baca
Peringatan Hari Bumi mengingatkan manusia—sebagai makhluk hidup yang muncul paling akhir di Bumi, tetapi paling menyebabkan kerusakan—untuk melakukan usaha lebih guna meminimalisasi dampak ekstrem dari krisis iklim.
Saya cukup beruntung dan bersyukur dapat bekerja di salah satu climate tech start up di Indonesia sehingga apa yang kami kerjakan pasti memiliki dampak dalam menangani masalah lingkungan. Di sisi lain, saya juga bersyukur karena perusahaan tempat kami bekerja kreatif dalam memberikan bonus bagi karyawan sesuai dengan komitmen pada kelestarian lingkungan.
Baru-baru ini, perusahaan memberlakukan kebijakan untuk memberi uang saku kepada karyawan yang berangkat ke kantor menggunakan transportasi umum, sepeda, dan berjalan kaki dengan rentang Rp 3.500 (tiga ribu lima ratus rupiah) hingga Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) tergantung dari pilihan transportasi. Bagi karyawan pengguna sepeda dan pejalan kaki mendapat uang saku paling tinggi Rp 10.000 per sekali jalan. Dengan demikian, apabila saya jalan kaki dari tempat tinggal ke kantor dan sebaliknya, saya mendapatkan uang saku Rp 20.000 per hari.
Bagi saya, hal ini bukan hanya sekadar tentang nominal, melainkan juga sebagai bentuk penghargaan dan ajakan dari perusahaan kepada karyawan untuk lebih peduli dengan lingkungan. Di sisi lain, karyawan juga dapat merasakan manfaat kesehatan karena bersepeda dan berjalan kaki serta mengurangi kemacetan kota.
Bagi karyawan pengguna sepeda dan pejalan kaki mendapat uang saku paling tinggi Rp 10.000 per sekali jalan.
Banjir di Pekayon
Permasalahan banjir di Kota Bekasi sudah berlangsung lama. Setiap kali hujan besar terjadi di daerah sekitar pertigaan Pekayon, sekitar lampu merah dekat Apartemen Kemang View, Apartemen Pakuwon, dan Apartemen Thamrin Distric dan sekitarnya kerap kebanjiran. Banjir mengakibatkan kemacetan dan sering kali membuat kendaraan mogok serta pengalihan jalan harus memutar jauh.
Kami selaku warga sangat dirugikan saat banjir datang karena posisi kami di Ruko Tabayama yang berada tepat di sebelah lampu pengatur lalu lintas. Pada saat terjadi banjir, air limpasan dari arah Pekayon masuk dan menggenangi jalan, bahkan masuk ke ruko kami dengan ketinggian banjir sekitar 50-70cm. Kejadian belum lama ini sudah dua kali banjir dalam satu minggu, yakni pada tanggal 12 dan 17 April 2024.
Kami sebagai warga Bekasi mengharapkan tindakan nyata dari aparat atau Pemerintah Kota Bekasi untuk mengatasi masalah banjir yang sering kami alami. Sering kali kami lihat ada aparat yang hanya datang setelah kejadian untuk mengecek dan hanya foto-foto, tak ada tindakan. Kapan ada solusi.