Indonesia lolos ke perempat final Piala Thomas dan Uber. Sisa satu laga penyisihan untuk menentukan juara grup.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
CHENGDU, SENIN — Tim bulu tangkis putra dan putri Indonesia lolos ke perempat final Kejuaraan Piala Thomas dan Uber. Namun, kemenangan dengan skor 4-1 atas Thailand memperlihatkan bahwa tim Piala Thomas Indonesia masih memiliki kelemahan.
Kemenangan Indonesia atas Thailand dan keunggulan India atas Inggris dengan skor 5-0 di Chengdu Hi Tech Zone Sports Centre Gymnasium, Chengdu, China, Senin (29/4/2024), memastikan bahwa Indonesia dan India akan menempati dua peringkat teratas Grup C Piala Thomas. Posisi tersebut telah memenuhi syarat untuk membawa Indonesia dan India ke perempat final. Dengan demikian, pertemuan kedua tim yang akan berlangsung pada Rabu (1/5/2024) menjadi penentuan posisi juara grup.
Tim putri menyusul langkah Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan ke perempat final bersama Jepang dari penyisihan Grup C Piala Uber. Indonesia dan Jepang dua kali menang, masing-masing atas Hong Kong dan Uganda, sehingga posisi mereka tak akan tergeser dari dua besar klasemen. Seperti tim putra, Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan tinggal berebut posisi juara grup pada pertandingan terakhir di fase grup, yaitu melawan Jepang.
Setelah menang 5-0 atas Hong Kong, pada Sabtu, tim putri mendapat lawan lebih mudah ketika melawan Uganda. Laga itu digunakan untuk menurunkan pemain-pemain yang belum tampil pada laga pertama, yaitu Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Ruzana yang menjalani debut di Piala Uber.
Tugas sebagai tunggal pertama diberikan kepada Ester Nurumi Tri Wardoyo menggantikan Gregoria Mariska Tunjung, diikuti Komang Ayu Cahya Dewi pada tunggal kedua. Ester membuka kemenangan dengan mengalahkan Husina Kobugabe 21-5, 21-6, diikuti kemenangan Komang dan Ruzana.
Pelatih juga memanfaatkan momen tersebut untuk mengubah formasi ganda, yaitu dengan memasangkan Lanny Tria Mayasari dan Rachel Alessya Rose. Lanny biasanya bermain bersama Ribka Sugiarto, sementara Rachel dengan Meilysa Trias Puspitasari, tetapi, dalam ajang beregu, tim berhak untuk mengubah susunan pemain ganda. Lanny/Rachel melengkapi kemenangan Indonesia menjadi 5-0 setelah menang atas Fadilah Shamika Mohamed Rafi/Tracy Naluwooza 21-6, 21-8.
Setiap kemenangan pemain Indonesia didapat dalam dua gim dengan pertandingan terlama selama 25 menit. Uganda hanya membawa empat pemain sehingga tiga di antaranya harus bermain dua kali, pada nomor tunggal dan ganda.
Ketika tim putri berhadapan dengan lawan yang lebih mudah dari sebelumnya, pemain-pemain putra mendapat tes lebih berat. Setelah menang 5-0 atas Inggris, Indonesia berhadapan dengan Thailand dan kehilangan satu partai.
Kemampuan Thailand mencuri satu partai dari Indonesia dan ketika melawan India memperlihatkan bahwa tak hanya faktor teknis yang berpengaruh pada hasil pertandingan. Apalagi, kejuaraan beregu bisa menumbuhkan atmosfer yang tak ada pada kejuaraan individu, yaitu kebersamaan dan semangat untuk menyumbangkan kemenangan bagi tim.
Thailand memperlihatkan itu meskipun tak diperkuat juara dunia tunggal putra, Kunlavut Vitidsarn, saat melawan Indonesia. Mereka juga tak membawa ganda putra terbaik, Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren.
Namun, skuad Thailand yang berusia 18-22 tahun dan hanya tampil pada turnamen-turnamen level rendah bisa memberikan perlawanan yang baik, termasuk pada juara All England, Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Jonatan dipaksa bermain tiga gim oleh pemain berperingkat ke-160 dunia, Saran Jamsri, dengan skor 21-16, 13-21, 21-12. Jonatan mengatakan, dia belum bisa beradaptasi dengan baik dengan kok yang melaju begitu kencang.
”Itu belum bisa saya atasi secara maksimal, bagaimana cara terbaik mengontrol kok, apalagi ketika diganti baru. Jadi, tadi saya berusaha sangat keras untuk menjadikan hal itu tidak menjadi masalah besar dan merugikan. Di luar itu, lawan memang bermain ulet pada gim kedua. Pertahanannya lebih rapi dan serangannya menyulitkan,” ujar Jonatan yang juga menjadi juara Asia pada tahun ini.
Fajar/Rian bahkan kalah dari ganda putra nomor tiga Thailand yang merupakan ranking ke-52 dunia, Peeratchai Supkhun/Pakkapon Teeraratsakul, 19-21, 21-14, 11-21. Mereka kesulitan mengatasi kecepatan dan variasi permainan lawan.
Sehari sebelum pertandingan, pelatih ganda putra pelatnas Aryono Miranat mengatakan, kemampuan pemain Thailand harus diwaspadai meski tak tampil pada turnamen BWF World Tour. Berdasarkan performa saat tampil pada SEA Games 2021 dan 2023, ganda putra Thailand dinilai memiliki pukulan yang baik pada permainan no lob dan di depan net.
Penilaian Aryono ini terlihat saat mereka melawan Fajar/Rian. Pada gim ketiga, ganda putra Indonesia ranking ketujuh dunia itu benar-benar tak dapat keluar dari tekanan lawan, terutama pada pukulan-pukulan awal. Selain itu, pasangan Thailand juga bisa dengan cerdik mengubah arah dan jenis pukulan dengan cepat hingga Fajar/Rian akhirnya membuat kesalahan.
”Kami akui, pasangan Thailand bermain sangat baik. Pemain depannya adalah playmaker dengan bola-bola depan yang halus, sementara pemain lain memiliki power yang sangat kuat. Kami tahu tidak akan mudah melawan mereka. Apalagi tadi, khususnya saya, ragu-ragu dalam mengontrol laju shuttlecock hingga buangannya tidak maksimal,” tutur Fajar.
Faktor lain yang patut diapresiasi dari pemain-pemain Thailand adalah semangat juang mereka. Mereka berusaha keras mengimbangi pemain Indonesia yang memiliki ranking lebih tinggi dengan mengembalikan setiap pukulan meski dalam posisi sulit. Faktor utama yang menjadi kekurangan mereka adalah dalam penyelesaian akhir.
Performa saat melawan Thailand itu harus menjadi catatan tim putra Indonesia untuk melawan India yang merupakan ulangan final Piala Thomas 2020. India memenangi final itu 3-0 dengan pemain yang sama seperti yang tampil di Chengdu.
Tim lain yang telah dipastikan lolos ke perempat final adalah Tim Piala Uber Taiwan dan Thailand dari Grup B. Mereka unggul atas persaingan dengan Malaysia dan Australia.