Menuju Puncak di Paris dari Chengdu
Piala Thomas dan Uber menjadi target Indonesia sebelum Olimpiade Paris 2024. Target juara disematkan untuk tim putra.
Tiga final dalam empat edisi terakhir Piala Thomas dan dua gelar juara dari All England menjadi statistik positif tim bulu tangkis putra Indonesia menjelang Piala Thomas dan Uber 2024. Diselenggarakan pada tahun yang penting, kejuaraan ini menjadi target besar Indonesia sebelum Olimpiade Paris 2024.
Ajang Piala Thomas-Uber kali ini akan digelar di Chengdu, China, pada 27 April hingga 5 Mei 2024. Kejuaraan beregu putra dan putri itu menjadi ajang dua tahunan yang digelar bersamaan sejak 1984 setelah diselenggarakan setiap tiga tahun pada tahun berbeda. Perebutan Piala Thomas pertama kali diselenggarakan pada 1949, sedangkan Piala Uber baru digelar pada 1957.
Berbeda dengan kejuaraan Piala Davis dan Piala Billie Jean King, kejuaraan beregu putra dan putri di tenis, ajang Piala Thomas dan Uber di arena bulu tangkis punya gengsi yang tinggi. Setiap negara dibela atlet-atlet terbaik seperti yang akan terjadi di Chengdu.
Indonesia diperkuat juara tunggal putra All England yang juga juara Asia, Jonatan Christie. Rekannya yang dikalahkan di final All England, Anthony Sinisuka Ginting, juga tetap menjadi andalan. Kedua pemain itu tampil dalam Piala Thomas sejak 2016 di Kunshan, China, ketika Indonesia menembus final, tetapi kalah dari Denmark.
Baca juga: Tim Indonesia Menuju Piala Thomas dan Uber Dengan Target Juara
Juara All England lainnya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, juga akan tampil sebagai ganda pertama. Ganda putra peringkat ketujuh dunia itu didampingi ”adik” mereka, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.
Di tim Uber, Gregoria Mariska Tunjung dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti akan menjadi tulang punggung. Mereka bergabung dengan pemain muda, seperti Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Rachel Alessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari.
Tuan rumah China akan mengandalkan pemain yang hampir semuanya masuk dalam jajaran peringkat 10 besar dunia, termasuk pemain nomor satu dunia ganda putra dan putri, yaitu Liang Wei Keng/Wang Chang dan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Denmark akan menjadi salah satu kekuatan besar di beregu putra dengan adanya Viktor Axelsen dan Anders Antonsen, sementara Korea Selatan dan Jepang akan menjadi pesaing kuat China dalam perebutan Piala Uber.
Baca juga: Membagi Fokus Piala Thomas-Uber Dan Olimpiade
Indonesia masih menjadi tim tersukses dalam persaingan beregu putra dengan 14 kali menjadi juara. Terakhir, tim Indonesia membawa Piala Thomas pada persaingan 2020 di Aarhus, Denmark, yang penyelenggaraannya dimundurkan setahun karena pandemi Covid-19. Trofi juara dibawa ke Tanah Air berselang 19 tahun dengan gelar sebelumnya yang didapat di Guangzhou, China, pada 2002 pada era Hendrawan dan kawan-kawan.
Setelah juara pada 2020, Indonesia memiliki kesempatan mempertahankan Piala Thomas dalam persaingan di Bangkok, Thailand, pada 2022 atau berselang tujuh bulan dengan penyelenggaraan di Aarhus. Skuad putra Indonesia kembali lolos ke final, tetapi kalah 0-3 dari India.
Sejak 2014, India menjadi negara ketiga yang menjuarai Piala Thomas untuk pertama kalinya setelah Jepang pada 2014 dan Denmark di 2016. Ini menjadi indikator bahwa persaingan setiap negara di sektor putra kian merata.
India, misalnya, hanya menjadi unggulan kelima pada Piala Thomas 2022. Mereka berada di bawah Indonesia, Jepang, Denmark, dan Taiwan sebagai empat unggulan teratas. India bahkan baru rutin lolos ke putaran final Piala Thomas sejak 2014.
Namun, ditilik dari persaingan setiap partai pada final 2022, pemain-pemain India adalah lawan kuat bagi setiap pemain Indonesia. Tak heran, Lakhsya Sen, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, dan Kidambi Srikanth bisa mengalahkan Anthony, Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Jonatan Christie dalam tiga laga beruntun.
Grup neraka
Dengan materi pemain yang sama seperti dua tahun lalu, India akan menjadi salah satu lawan Indonesia pada penyisihan Grup C Piala Thomas 2024. Grup C bahkan bisa disebut sebagai ”grup neraka” dengan keberadaan dua tim lainnya, Thailand dan Inggris.
Thailand, yang berada satu grup dengan Indonesia pada setiap Piala Thomas sejak 2014, selalu bisa mencuri kemenangan saat bertemu ”Merah Putih”, meski akhirnya kalah. Kemenangan dengan skor 3-2 atas Thailand pada penyisihan Grup A Piala Thomas 2020, bahkan, menjadi salah satu kunci lolosnya Indonesia dari fase penyisihan. Kemenangan itu ditentukan pada partai kelima setelah kedua tim berbagi dua kemenangan.
Thailand memiliki kekuatan cukup baik pada tunggal pertama dan kedua, yaitu Kunlavut Vitidsarn dan Kantaphon Wangcharoen, serta ganda pertama, Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren.
Kekuatan Inggris tidak sebaik Thailand dan India, tetapi mereka bisa merusak skenario Indonesia menjadi dua tim berperingkat terbaik di grup sebagai syarat lolos ke perempat final. Inggris memiliki ganda putra yang sering menyulitkan pemain Indonesia, yaitu Ben Lane/Sean Vendy.
Persaingan Grup C, yang di atas kertas bisa berlangsung lebih ketat dibandingkan tiga grup lain, membuat Indonesia tak boleh lengah pada setiap laga. Setiap hasil pertandingan akan sangat berharga untuk menentukan posisi dalam klasemen.
Format round robin dengan empat peserta yang digunakan dalam penyisihan grup dikenal tricky alias penuh jebakan. Kemenangan tim pada dua laga awal tak menjadi jaminan bahwa mereka akan menempati dua peringkat terbaik untuk lolos ke fase berikutnya. Sebaliknya, kekalahan pada laga awal bukan menjadi tanda bahwa perjalanan langsung berakhir. Dengan demikian, skuad Indonesia harus tancap gas sejak pertandingan pertama hingga terakhir.
Penentuan posisi dalam klasemen ditentukan berbagai faktor sesuai urutan, mulai dari tim dengan kemenangan terbanyak, head to head, selisih gim, hingga selisih skor. Berdasarkan indikator itulah, hasil setiap pertandingan, bahkan setiap skor yang diperoleh, sangat bermakna.
Untuk itu pula, setiap atlet yang dipercaya bertanding memiliki peran penting agar bisa menempatkan Indonesia dalam posisi terbaik, terlepas dari status mereka dalam tim. Pemain yang tampil sebagai tunggal pertama akan menjadi pemacu semangat rekan-rekannya saat memenangi pertandingan.
Berdasarkan pemeringkatan dunia pada 9 April 2024, sebagai patokan yang digunakan BWF untuk menentukan urutan pemain pada Piala Thomas dan Uber 2024, peran sebagai tunggal pertama menjadi milik Anthony dan Gregoria. Namun, formasi bisa diubah sesuai kebutuhan asalkan peran mereka sesuai urutan peringkat. Pelatih biasanya memilih atlet yang akan turun berdasarkan indikator kondisi terakhir pemain yang bersangkutan dan statistik pertemuan terbaru dengan calon lawan.
Meski demikian, peran Anthony dan Jonatan akan sama besar dengan Chico Aura Dwi Wardoyo atau Alwi Farhan sebagai tunggal ketiga. Pada nomor ganda, tanggung jawab Fikri/Bagas atau Leo/Daniel setara dengan Fajar/Rian.
Di tim putri, tanggung jawab Gregoria tak lebih besar dibandingkan Ester, Komang Ayu Cahya Dewi, atau Apriyani/Fadia, meski Gregoria menjadi pemain paling berpengalaman karena bermain di Piala Uber sejak 2016. Gregoria, yang berusia 16 tahun kala itu, berperan sebagai tunggal ketiga.
Kekompakan dan daya juang
Dengan atmosfer yang berbeda dibandingkan dengan kejuaraan individu, kekompakan, daya juang, dan ketangguhan mental menjadi hal yang fundamental dalam kejuaraan beregu.
”Kekompakan dan kesolidan menjadi kunci utama di dalam tim ini. Hal itu yang akan kami terus jaga dan perkuat. Komunikasi juga penting, bagaimana nanti cara mendukung saat teman sedang main, saat berhasil menyumbang poin atau tidak berhasil menyumbang poin,” kata Apriyani yang bermain di Piala Uber 2018 dan 2020 dan dipilih oleh rekan-rekannya menjadi kapten Tim Uber Indonesia pada 2024.
Mantan pemain ganda putra yang menjadi bagian Tim Indonesia saat menjuarai Piala Thomas 1998, 2000, dan 2002, Candra Wijaya, pernah bercerita bahwa pemain yang memiliki hasil bagus dalam kejuaraan individu belum tentu bisa bermain dalam kejuaraan beregu. Ini karena tekanan pada ajang beregu terasa lebih besar. Meski demikian, banyak pula pemain yang bisa bermain baik di ajang individu dan beregu.
Ketangguhan mental itu akan menjadi tes bagi debutan di Tim Indonesia dan pemain lain yang memiliki peran lebih besar dibandingkan partisipasi sebelumnya. Chico, misalnya, akan diandalkan menjadi tunggal putra ketiga.
Kekompakan dan kesolidan menjadi kunci utama di dalam tim ini. Hal itu yang akan kami terus jaga dan perkuat.
Meski pernah bermain pada posisi tersebut saat Piala Thomas 2020, ketika itu Chico diturunkan hanya ketika Indonesia melawan tim lemah, Aljazair, pada penyisihan grup. Selebihnya, peran tersebut dipegang Shesar Hiren Rhustavito yang tak lagi menjadi anggota pelatnas pada 2024.
Di Aarhus, Shesar menjalankan tugas dengan baik ketika Indonesia berhadapan dengan Thailand dan Taiwan di fase grup. Dia menyumbangkan kemenangan ketiga bagi Indonesia melawan kedua tim itu, setelah skor imbang 2-2. Dengan dua kemenangan tersebut, Indonesia lolos ke perempat final sebagai juara grup.
Di Chengdu, Chico bisa dihadapkan pada situasi yang dialami Shesar, terutama ketika menghadapi tim berkekuatan seimbang dengan Indonesia. Pada penyisihan grup, situasi itu bisa saja terjadi saat melawan Thailand dan India.
Fikri/Bagas atau Leo/Daniel, juga, harus menunjukkan diri mampu memberi peran positif di tengah penampilan mereka yang tak stabil pada tahun ini, apalagi ketika melawan tim kuat seperti China, Jepang, Denmark, dan India. Kegagalan lolos ke Olimpiade Paris 2024 harus menjadi motivasi untuk membawa Indonesia pada posisi terbaik.
Dalam persaingan beregu putri, harus diakui bahwa kekuatan Indonesia berada di bawah lebih banyak negara. China, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand menjadi empat tim terbaik dengan posisi berbeda dalam tiga penyelenggaraan terakhir. Putri-putri Thailand menjadi tim yang lebih baik daripada Indonesia sejak mereka lolos ke putaran final pada Piala Uber 2012.
Maka, yang harus dilakukan Gregoria dan kawan-kawan adalah bermain lepas dalam setiap laga, tidak ada beban yang harus mereka tanggung. Prinsip bermain tanpa beban ini bisa berdampak positif karena bisa mendorong atlet mengeluarkan kemampuan terbaik tanpa harus berpikir hasil.
”Piala Thomas dan Uber adalah turnamen beregu yang sangat penting. Khusus untuk Piala Thomas, Indonesia bisa juara di Aarhus dan menjadi finalis pada 2022. Setelah kualifikasi Olimpiade selesai, target selanjutnya adalah Piala Thomas sebelum nanti puncaknya di Olimpiade Paris,” ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Ricky Soebagdja.