PSSI melayangkan protes ke AFC atas keputusan kontroversial wasit yang memimpin laga Indonesia U-23 melawan Qatar U-23.
Oleh
EMILIUS CAESAR ALEXEY, M IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
DOHA, SELASA – Kepemimpinan wasit yang dinilai kontroversial dalam laga Piala Asia U-23 Qatar 2024 antara Indonesia dan Qatar memancing respons keras dari PSSI. Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan PSSI secara resmi akan melayangkan protes ke AFC atas kepemimpinan Nasrullo Kabirov dari Tajikistan itu.
”Kita, PSSI, akan melayangkan surat protes. Karena ada beberapa tadi, kartu merah Ivar mestinya tidak kartu merah. Kita protes,” ujar Erick di Doha, Selasa (16/4/2024), dikutip dari laman resmi PSSI.org.
Erick mengatakan, beberapa keputusan kontroversial wasit menjadi dasar protes PSSI kepada AFC. Sebagai federasi, kata Erick, PSSI memiliki otoritas untuk menyampaikan protes resmi. Apalagi ada beberapa kejadian dalam pertandingan yang merugikan timnas Indonesia.
”Kita sebagai federasi akan melayangkan protes terkait performa wasit. Kalian lihat seluruh rakyat Indonesia, netizen media sosial, semua sama kita. Karena mereka tahu, ini bukan game yang fair. Namun, kita masih punya dua game. Kita fight di atas lapangan,” tutur Erick.
Pada laga itu, Indonesia kalah 0-2 dari Qatar. Dua pemain Indonesia juga mendapat kartu merah dari pelanggaran yang tidak seharusnya mendapat ganjaran seberat itu.
Keputusan pertama yang kontroversial dihadirkan Kabirov ketika waktu normal babak pertama menyisakan dua menit. Ia menunjuk titik putih untuk memberikan tendangan penalti kepada Qatar setelah menyaksikan tayangan video insiden antara bek dan kapten Indonesia U-23, Rizky Ridho, dengan penyerang Qatar, Mahdi Salem Al-Mejaba.
Awalnya, Kabirov memberikan hukuman sepakan bebas untuk Indonesia. Namun, keputusan itu dianulir setelah berkonsultasi dengan asisten wasit video (VAR) dari Thailand, Sivakorin Pu-Udon.
Dalam tayangan ulang itu, Ridho terlihat sempat mengayunkan sikutnya yang mengenai kepala Mahdi. Meskipun kontak amat minor, Ridho tetap dianggap melakukan pelanggaran. Qatar mendapat penalti dan Ridho diganjar kartu kuning. Keputusan itu membuat Pelatih Indonesia U-23 Shin Tae-yong melancarkan protes kepada wasit keempat Mooud Bonyadifard di sisi lapangan.
Jangan sampai game ini merusak fokus kalian. Kita belum selesai, masih ada dua game. Kita harus fight. Itulah kita.
Kontroversi lainnya kembali dihadirkan Kabirov ketika memberikan kartu kuning kedua untuk gelandang Indonesia, Ivar Jenner, saat babak kedua baru berjalan satu menit. Ivar dianggap melakukan pelanggaran kepada bek sayap kiri Qatar, Saifeldeen Hassan.
Padahal, dalam tayangan ulang, Ivar bergerak untuk menghindari tekel Saifeldeen. Namun, dia tidak bisa menghindar ketika sisi ujung pul sepatunya sempat menyentuh paha bek Qatar itu.
Pada menit ke-57, Kabirov hanya memberikan kartu kuning kepada Saifeldeen yang menyepak kaki Witan Sulaeman ketika sudah tertinggal dalam situasi satu lawan satu sehingga penyerang sayap Indonesia sudah tak terkawal lagi untuk masuk sepertiga zona akhir pertahanan Qatar.
Wasit berlari menyambut pelanggaran itu dengan merogoh kantong celananya. Ia sempat memegang kartu merah, tetapi ketika sudah dekat dengan Saifeldeen, Kabirov memasukkan kartu merah dan kembali merogoh kantong untuk mengambil kartu kuning.
Pada menit 90+6, penyerang pengganti, Ramadhan Sananta, juga dihukum kartu merah setelah Kabirov menyaksikan tayangan ulang pelanggaran Sananta kepada kapten dan bek Qatar, Mohamed Emad Aiash. Sebelum berkonsultasi dengan VAR, Kabirov hanya memberikan Sananta hukuman kartu kuning.
Shin menyampaikan protes keras kepada kepemimpinan wasit. Menurut dia, wajar terkadang tim tuan rumah mendapat keuntungan dari sang pengadil. Namun, yang ia saksikan di laga kontra Qatar, keberpihakan wasit kepada tim tuan rumah amat berlebihan.
”Keputusan-keputusan wasit bukan seperti di sebuah pertandingan (sepak bola). Ini seperti pertunjukan komedi. Saya tidak bisa berkata-kata,” ucap Shin dalam konferensi pers seusai laga.
Meskipun mendapat keputusan yang dinilai tidak adil dari wasit, Erick berpesan di hadapan para pemain agar tidak terpengaruh dan tetap berjuang pada dua laga tersisa. Para pemain diminta tetap tampil habis-habisan agar lolos ke fase gugur.
”Jangan sampai game ini merusak fokus kalian. Kita belum selesai, masih ada dua game. Kita harus fight. Itulah kita. Tadi kalian main bersembilan, fight. Bersebelas harus bisa lebih fight. Masih ada dua game. Pada prinsipnya ini bukan akhir, kita masih punya dua game. Kita harus melawan balik,” ungkap Erick.