Persebaya Surabaya Dipermalukan Trigol Dewa United
Skor 0-3 membuktikan Persebaya Surabaya inferior dari tim tamu, Dewa United, pada pekan ke-31 Liga 1.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Persebaya Surabaya dipermalukan tim tamu, Dewa United, pada pekan ke-31 Liga 1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Jawa Timur, Selasa (16/4/2024) petang. Bermain di hadapan pendukung sendiri, Persebaya justru dibantai dengan skor 0-3.
Kekalahan telak itu menahan ”Green Force”, julukan Persebaya, di posisi ke-10 klasemen sementara Liga 1 dengan 39 poin dari 9 kemenangan, 12 seri, dan 10 kekalahan. Persebaya mencetak 30 gol dan kemasukan 40 gol sehingga defisit 10 gol.
Sementara bagi ”Deity Warriors”, julukan Dewa United, kemenangan besar itu menancapkan mereka di posisi ke-5 klasemen sementara dengan 47 poin dari 12 kemenangan, 11 seri, dan 8 kekalahan. Dewa United mencetak 52 gol dan kemasukan 43 gol sehingga masih surplus 9 gol.
Bagi tuan rumah, kekalahan itu terasa lebih menyiksa karena dua gol dari tiga gol Dewa United dicetak oleh bekas pemain Persebaya, musim lalu. Ricki Kambuaya ”menyakiti” 4.500 penonton mayoritas Bonek atau pendukung Persebaya dengan gol pada menit ke-40. Selanjutnya, Ahmad Nufiandani kembali ”menyiksa” Persebaya dengan gol pada menit ke-69. Gol penutup disumbang oleh Alex Ferreira pada menit ke-72.
Bertekad menang, Persebaya yang diasuh Paul Munster malah bermain angin-anginan. Tim tamu justru bermain dominan, cepat, dan taktis. Dewa United yang dilatih Jan Riekerink mendominasi hampir di sepanjang laga dan seluruh indikator pertandingan.
Hal itu terlihat dari penguasaan bola Persebaya yang hanya 37 persen berbanding 63 persen Dewa United, tembakan ke gawang 4 berbanding 8, total tembakan 13 berbanding 16, akurasi tembakan 44 persen berbanding 56 persen, umpan sukses 259 berbanding 436, dan tekel sukses 15 berbanding 16.
Statistik jelas membuktikan, permainan Persebaya inferior dibandingkan dengan tim tamu. Bahkan, kombinasi permainan gelandang serang Egy Maulana Vikri dan Ricki Kambuaya lebih berbahaya dengan trisula Brasil milik tuan rumah, yakni Bruno Moreira, Paulo Henrique, dan Robson Duerte.
Dalam jumpa pers seusai laga, Munster mengakui timnya bermain tidak baik dan banyak membuat kesalahan. ”Meski ada peluang, tetapi tidak menghasilkan apa-apa,” ujar pelatih asal Irlandia Utara itu.
Munster mengakui lawan bermain lebih baik. Trisula Brasil miliknya tidak dapat berkembang dalam permainan.
Dalam pertemuan pertama musim ini, Dewa United bisa ditahan imbang 1-1 di Indomilk Arena. Namun, saat menjamu tim itu, Persebaya yang cukup optimistis menang malah berantakan. ”Mereka lebih kuat, lebih cepat, dan teknik lebih baik,” kata Munster memuji lawan.
Munster mengatakan, pihaknya mengambil tanggung jawab penuh atas kekalahan memalukan itu. Kemasukan tiga gol bukan kesalahan utama para pemainnya, melainkan penerapan strategi dan taktik yang keliru. Ia berharap kekalahan tidak membenamkan semangat, tetapi dapat diterima, dihadapi, dan membuat tim bisa kembali kuat.
Bek sekaligus kapten Persebaya, Reva Adi Utama, mengatakan, kekalahan telak itu begitu menyakitkan dan memukul mental rekan-rekannya. Tim perlu mengevaluasi secara menyeluruh dan bukan waktunya saling menyalahkan. Tim perlu segera bangkit dan menjaga agar posisi di klasemen sementara tidak merosot.
Kekalahan itu jelas menjadi pukulan yang amat berat bagi Persebaya menyambut laga pekan ke-32. Terlebih lagi, Persebaya akan tandang menghadapi lawan klasiknya, yakni Persib Bandung, di Stadion Si Jalak Harupat pada Sabtu (20/4/2024). Di perjumpaan sebelumnya saat menjamu ”Pangeran Biru” pada 7 Oktober 2023, Persebaya kalah dengan skor 2-3.
Riekerink mengatakan, resep mengalahkan Persebaya adalah dengan merusak permainan trisula Brasil dan menyetop kreativitas lini tengah tuan rumah. Ia menilai, jantung permainan Persebaya selama ini berada di kreasi lini tengah yang disiplin dan terhubung dengan lini serang.
”Kami membuat gelandang ekstra untuk merusak sistem mereka dan ternyata berhasil,” kata Riekerink. Ricki Kambuaya yang paham permainan bekas timnya, dan kreativitas Egy, mampu mematikan aliran serangan Persebaya dan mendominasi laga.
Dengan dominasi itu, minim kesempatan bagi Persebaya untuk menyerang sampai jantung pertahanan Dewa United. Tendangan jarak jauh Persebaya tidak berbahaya. Persebaya pun harus mengakhiri laga dengan kekalahan telak.