Pekerja Tewas Saat Membongkar Rumah di Kawasan Revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta
Seorang pekerja pemborong pembongkaran rumah di Nagan Kidul, Kota Yogyakarta, tewas tertimpa cor beton.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG, REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Seorang pekerja tewas dan satu orang lainnya luka-luka akibat tertimpa bangunan rumah yang dibongkar di Nagan Lor, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (7/5/2024). Rumah tersebut merupakan salah satu yang terkena proyek revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta.
Kepala Seksi Humas Polresta Yogyakarta Ajun Komisaris Sujarwo menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Selasa pukul 08.49 WIB. Rumah itu milik Sudaryanto, yang telah dibebaskan dan dikosongkan untuk proyek revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta. Rumah tersebut berada di garis tembok benteng sisi selatan-barat.
Beberapa hari sebelum kejadian itu, kata Sujarwo, Sudaryanto didatangi dua orang pemborong, yakni Marlam dan Teguh. Keduanya hendak membeli bongkaran bangunan rumah Sudaryanto untuk dijual kembali sejumlah bagiannya.
Kedua belah pihak pun kemudian menyepakati harga sebesar Rp 2,5 juta untuk bangunan tersebut. Setelah itu, Marlam dan Teguh memerintahkan sejumlah pekerjanya untuk membongkar rumah dua lantai itu pada Selasa.
Saat kejadian, dua pekerja bernama Sencaki (46) dan Maryono (52) sedang bekerja di bagian bawah atau lantai satu rumah. Namun, saat melakukan pembongkaran, dak lantai dua di atas mereka itu ambruk.
Maryono pun tertimpa reruntuhan beton cor tersebut dan meninggal, sedangkan Sencaki mengalami luka di kaki. Jenazah Maryono dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta, sementara Sencaki dilarikan ke RS Panti Rapih Yogyakarta.
Dari informasi yang saya dapat, dak lantai dua rumah itu yang runtuh.
”Korban bersama teman-temannya diduga tidak memperhatikan kekuatan cor lantai atas pada saat melakukan pembongkaran sehingga mengakibatkan roboh dan menimpa korban,” kata Sujarwo.
Sujarwo memaparkan, penyelidikan lebih jauh atas peristiwa ini masih dilakukan oleh Satuan Reserse Kriminal Polresta Yogyakarta. Oleh karena itu, belum dapat disimpulkan apakah ada pihak yang akan dimintai pertanggungjawaban atau murni peristiwa kecelakaan.
Dari pantauan di lapangan, rumah bernomor 69 itu sudah terbongkar sebagian, termasuk bagian atapnya. Bagian depan rumah berwarna merah marun tersebut juga telah dipasangi garis polisi.
Menurut keterangan ketua rukun tetangga setempat, Rahmat, terdapat sekitar 20 rumah di wilayahnya itu yang dibebaskan untuk proyek revitalisasi benteng. Sebagian rumah pun sudah dikosongkan pemiliknya jelang tenggat pengosongan pada 12 Mei 2024, termasuk rumah Sudaryanto.
”Waktu kejadian saya sedang tidak berada di rumah. Dari informasi yang saya dapat, dak lantai 2 rumah itu yang runtuh,” ujar Rahmat.
Ditemui secara terpisah di kompleks kantor Gubernur DIY, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi menuturkan, dua pekerja yang menjadi korban, baik yang terluka maupun yang meninggal, adalah pekerja pembongkaran bangunan rumah. Aktivitas mereka sepenuhnya berada dalam tanggung jawab penyelenggara pekerjaan.
Namun, dia menyebut bahwa kedua tukang ini juga merupakan bagian dari sistem manajemen proyek revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta. Terkait hal itu, Dian memastikan kedua korban tersebut akan mendapatkan santunan sesuai hak-haknya.
”Kami akan berupaya supaya korban dan keluarganya tetap mendapat hak-hak mereka sesuai dengan ketentuan dalam kontrak mereka dengan pihak ketiga,” ujarnya.
Proyek revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta dilakukan secara bertahap sejak beberapa tahun lalu. Setelah dilakukan pembersihan atau pembongkaran, pada tahap berikutnya dilakukan pembangunan untuk mengembalikan bangunan cagar budaya tersebut sesuai bentuk aslinya.