Kawasan Wisata Warisan Budaya Dunia Jatiluwih di Bali Sambut Delegasi Forum Air Sedunia
Kawasan Jatiluwih disiapkan menerima kunjungan delegasi Forum Air Sedunia 2024. Menparekraf memastikan kesiapannya.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
TABANAN, KOMPAS — Kawasan wisata Jatiluwih di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, terus dibenahi dan disiapkan untuk menerima kunjungan delegasi peserta Forum Air Sedunia ke-10. Sebagai etalase pariwisata Bali, kawasan Jatiluwih yang juga telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia itu diharapkan memberikan kesan dan kenangan menyenangkan bagi tetamu yang berkunjung.
Dalam kunjungan kerjanya di kawasan wisata Jatiluwih, Jumat (3/5/2024), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, panitia nasional Forum Air Sedunia (World Water Forum/WWF) 2024 memastikan kesiapan Bali sebagai tuan rumah konferensi air sedunia dan kesiapan tempat-tempat yang akan dikunjungi tetamu negara dan delegasi.
”Saya percaya ini akan menjadi salah satu destinasi memorable, yang paling diingat,” kata Sandiaga dalam pertemuan dengan pemangku sektor pariwisata di Bali dan jajaran pemerintah daerah di Kabupaten Tabanan.
Kawasan Jatiluwih dengan area persawahan warisan budaya dan kearifan subak diharapkan akan semakin menguatkan posisi keketuaan Indonesia dalam forum pengelolaan air sedunia di Bali. ”Untuk WWF nanti, saya pikir sudah siap dilaksanakan. Mudah-mudahan kunjungan nanti ke sini (Jatiluwih) akan membawa kenangan yang menyenangkan bagi para delegasi WWF,” ujar Sandiaga.
Konferensi Forum Air Dunia ke-10 akan diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024. Dalam kepemimpinannya di pertemuan WWF di Bali nanti, Pemerintah Indonesia mengusung empat misi penting, yakni kehadiran jaringan terpusat di kawasan Asia Pasifik yang khusus ditujukan pada isu ketahanan air, perubahan iklim, dan penelitian lingkungan.
Dalam siaran pers tim komunikasi dan media disebutkan, misi lainnya adalah menciptakan hubungan dengan institusi, akademisi, dan organisasi penelitian serta lembaga internasional lain. Selanjutnya adalah kehadiran konsorsium yang berfokus pada pusat data dan mengoordinasikan serta mengimplementasikan berbagai upaya multipihak untuk menciptakan inisiatif terkait permasalahan air dunia.
Pemerintah juga mendorong ditetapkannya Hari Danau Sedunia dalam konferensi Forum Air Sedunia di Bali. Penetapan Hari Danau Sedunia itu didorong demi menjaga keberlangsungan sumber daya air.
Manajer Operasional DTW Jatiluwih I Ketut Purna menyatakan tengah membenahi kawasan DTW Jatiluwih, termasuk area parkir yang lebih memadai. Upaya pembenahan bertujuan agar setiap pengunjung lebih terkesan.
”Kami berharap Jatiluwih dapat menjadi tuan rumah yang baik dalam menyambut kunjungan para delegasi WWF nanti,” ujar Purna ketika mendampingi Sandiaga.
Adapun Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan I Gede Susila mengatakan, kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno bersama Director of the Regional Department for Asia and the Pacific United Nation Tourism Harry Hwang disertai jajaran Kemen-parekraf di kawasan Jatiluwih diharapkan turut mempromosikan potensi pariwisata Kabupaten Tabanan. Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Tabanan berkomitmen mempertahankan keberadaan sawah dan pertanian dengan harapan mendapat bonus berupa aktivitas pariwisata di Tabanan.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali yang juga Ketua DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda ”Ace” Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, kepariwisataan di Jatiluwih diharapkan terus bertumbuh seiring telah diakuinya kawasan ini sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Tjok Ace juga berharap keberadaan subak, sawah, dan aset lain di Jatiluwih tetap dijaga dengan sebaik-baiknya agar kelestariannya terpelihara meskipun sektor pariwisata dan kunjungan wisata ke Jatiluwih semakin bertumbuh. ”Indikatornya adalah kesejahteraan bagi masyarakat setempat,” ujarnya.
Lebih lanjut Sandiaga menyatakan, kawasan Jatiluwih yang juga dikembangkan sebagai desa wisata mencontohkan penerapan filosofi Tri Hita Karana, yakni keselarasan dan keharmonisan hubungan antara manusia, alam dan lingkungan, dan Tuhan. Ia menambahkan, Kemenparekraf tengah mengembangkan potensi-potensi pariwisata di kawasan Bali tengah dan utara agar terjadi pemerataan dan keseimbangan aktivitas pariwisata.
Sandiaga menyatakan, dirinya setuju dengan pandangan para pihak di Bali bahwa pariwisata adalah bonus dari upaya pelestarian budaya, alam, dan lingkungan. Jatiluwih menjadi representasi upaya pengembangan pariwisata yang berbasis keberlanjutan lingkungan.