Dampak Kerusakan Gempa Garut Meluas hingga 14 Daerah di Jabar
Dampak kerusakan gempa berkekuatan M 6,2 di wilayah lepas pantai Garut meluas hingga 14 daerah di Jabar.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Dampak kerusakan akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di wilayah lepas pantai Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu malam meluas hingga 14 daerah di Jabar. Ratusan bangunan dan warga terdampak berdasarkan pendataan hingga Minggu (28/4/2024) sore.
Dari pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, daerah-daerah yang terdampak gempa meliputi Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.
Daerah lainnya adalah Kabupaten Sumedang, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kota Banjar, dan Kabupaten Cianjur.
Bagian Humas BPBD Jawa Barat, Hadi Rahmat Hardjasasmita, mengatakan, 154 rumah di 14 daerah ini mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan M 6,2. Sebanyak 159 warga terdampak, sedangkan 11 warga di antaranya terpaksa mengungsi.
Hadi memaparkan, terdapat 18 bangunan fasilitas umum untuk pelayanan kesehatan, pendidikan, hingga rumah ibadah yang terdampak. Fasilitas itu antara lain bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang dan RSUD Pameungpeuk di Kabupaten Garut.
Daerah yang terdampak gempa paling parah adalah Kabupaten Garut. Sebanyak 61 bangunan rumah dan fasilitas umum rusak dan enam warga luka-luka.
”Tak ada korban jiwa akibat gempa bumi berkekuatan M 6,2 di 14 daerah ini. Jumlah korban luka-luka sebanyak delapan orang,” lanjut Hadi.
Sementara itu, Wakil Kepala Polres Garut Komisaris Dhoni Erwanto memaparkan, bangunan yang rusak akibat gempa berkekuatan M 6,2 tersebar di 16 kecamatan. Mayoritas bangunan yang terdampak rusak ringan hingga sedang.
”Kami sudah menyiapkan satu mobil tangki untuk menyuplai air bersih, tenda darurat, dan bantuan lain bagi korban yang terdampak gempa,” ucapnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang Atang Sutarno mengatakan, terdapat retakan pada bangunan RSUD Sumedang di lantai 5. Seluruh pasien pun sempat dipindahkan ke tenda darurat di halaman rumah sakit.
Gempa ini merupakan jenis gempa bumi menengah. Hal ini disebabkan adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia di selatan Jabar.
”Pasien dipindahkan ke tenda darurat hingga Minggu dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB, dan kembali dimasukkan ke lokasi yang aman. Ruangan di lantai 5 hingga 8 untuk sementara tidak ditempati pasien,” ujar Atang.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, dari hasil analisisnya, gempa dengan M 6,2 terletak pada koordinat 8,39 derajat Lintang Selatan dan 107,11 derajat Bujur Timur. Gempa terjadi pukul 23.29 WIB.
Gempa ini merupakan jenis gempa bumi menengah. Hal ini disebabkan adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia di selatan Jabar.
”Gempa terjadi pada kedalaman 70 kilometer. Gempa ini tidak berpotensi memicu gelombang tsunami dan merupakan gempa menengah,” ujar Daryono.