Kenaikan BI Rate Diharapkan Tidak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Kenaikan suku bunga ini terpaksa dilakukan dengan harapan stabilitas nilai tukar. Konsumsi masyarakat jadi perhatian.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia diharapkan tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi daerah. Namun, daerah tetap diminta menjamin keterjangkauan dan ketersediaan pasokan serta distribusi yang efektif untuk memastikan hal itu.
Sebelumnya, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 6,25 persen per Rabu (24/4/2024). Kenaikan 25 basis poin atau bps terpaksa dilakukan guna menjaga stabilitas nilai tukar.
Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono di Bandung, Jumat (26/4/2024) menyatakan, pihaknya terpaksa menaikkan suku bunga sebagai dampak gejolak global. Stagflasi atau pertumbuhan ekonomi yang stagnan dari Amerika Serikat sebagai negara ekonomi dunia ditambah dengan panasnya geopolitik di Timur Tengah berdampak pada nilai tukar dollar AS.
Dalam laman BI.go.id disebutkan kurs transaksi dollar Amerika Serikat (USD) terhadap Rupiah (IDR) mencapai Rp 16.289 pada Jumat ini. Angka tersebut melonjak tajam dari 10 hari sebelumnya, Senin (16/4), yang menyentuh Rp 15.952 per dollar AS.
Kondisi itu membuat outflow atau penarikan uang terjadi di negara-negara emerging (berkembang), termasuk Indonesia. Kondisi ini, lanjut Doni, membuat BI terpaksa menaikkan suku bunga dengan harapan terjadi stabilitas nilai tukar.
”Kondisi global dan domestik Amerika Serikat saat ini tidak menentu. Menguatnya dollar AS ini membuat outflow negara-negara emerging termasuk Indonesia. Kami terpaksa menaikkan suku bunga BI rate 0,25 persen menjadi 6,35 persen sehingga bisa muncul inflow (uang masuk),” ujarnya.
Menurut Doni, kondisi ini perlu dicermati, terutama dalam aspek konsumsi masyarakat. Dia berharap, investasi di sektor pembangunan, baik proyek strategis maupun juga properti diharapkan bisa menyokong pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi yang tidak pasti ini.
”Kami meyakini pertumbuhan ekonomi masih cukup baik, termasuk di Jabar. Melihat kondisi saat ini, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal satu dan dua jauh lebih baik dibandingkan kuartal keempat 2023,” paparnya.
Untuk memastikan kondisi ini tercapai, Doni berharap Kepala Perwakilan BI Jabar Muhamad Nur, yang baru dikukuhkan Jumat, tetap menjaga stabilitas harga melalui sinergi dengan pemerintah. Tidak hanya memastikan keterjangkauan dan ketersediaan pasokan, distribusi dan komunikasi yang efektif juga perlu didorong untuk pertumbuhan ekonomi di Jabar.
Dalam kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin juga berharap kerja sama dengan BI, melalui pimpinan yang baru, terus terjalin baik. Dia mengapresiasi kinerja dari pimpinan sebelumnya, Erwin Hutapea, yang kini dipromosikan menjadi Kepala Perwakilan BI Jawa Timur.
Menurut Bey, analisis BI Jabar terkait potensi ekonomi menjadi pedoman bagi pemerintah untuk membuat kebijakan di berbagai sektor. Aspek yang menjadi perhatian ini, khususnya di ranah industri kreatif, pariwisata, pertanian, dan teknologi informasi.
”Kolaborasi dan sinergi yang telah terjalin dengan BI Jabar ini penting bagi kami tingkatkan. Semuanya menjadi bagian dari dukungan dalam pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jabar,” paparnya.
Perekonomian Jabar, lanjut Bey, perlu dijaga dengan baik karena sebelumnya tumbuh positif. Dia memaparkan, perekonomian Jabar para triwulan IV-2023 tumbuh 5,15 persen year on year atau pertumbuhan dari tahun ke tahun. Angka ini melampaui triwulan sebelumnya yang mencapai 4,58 year on year.
Dukungan dan kerja sama dengan BI, lanjut Bey, juga terjalin dalam menjaga inflasi di Jabar. Dia berujar, inflasi di provinsi ini mencapai 0,51 persen atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,45 persen.
”Peran BI Jabar dalam menjaga makroekonomi sangat diperlukan, terlebih mengenai isu kebijakan serta pertumbuhan ekonomi yang memiliki tantangan luar biasa. Terjaganya kestabilan dan ketahanan ekonomi di Jabar pada akhirnya akan meningkatkan arus masuk investasi dan pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat Jabar,” ungkap Bey.