Kursi Roda Mengantar Atlet Paralimpik Menuntut Kesetaraan Hak
Atlet paralimpik melakukan ”long march” dan unjuk rasa menuntut kesetaraan hak atas prestasi yang telah mereka ukir.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·1 menit baca
Kursi roda dan tongkat penyangga mengantarkan atlet paralimpik melakukan long march sejauh 1 kilometer menuju Kantor Pemerintah Kabupaten Batanghari di Muara Bulian, Batanghari, Jambi, Kamis (24/4/2024). Para atlet ini berasal dari beragam cabang olahraga, seperti atletik, panahan, renang, dan catur.
Sebagian besar atlet tersebut telah mengukir prestasi. Hal itu mereka buktikan dengan mengantar daerahnya menjadi juara umum hingga tiga kali berturut-turut dalam Pekan Paralimpik Provinsi Jambi.
Prestasi yang terakhir, pada Peparprov 2023, mereka kembali menjadi juara umum dengan perolehan 56 medali emas, 19 perak, dan 4 perunggu.
Para atlet sebelumnya dijanjikan jika berhasil mengukir prestasi akan mendapatkan bonus. Nilainya Rp 10 juta untuk peraih medali emas, Rp 5 juta untuk medali perak, dan Rp 2,5 juta untuk perunggu. Dengan perolehan medali para atlet, jika ditotal nilainya sebesar Rp 980 juta.
Namun, setelah ditunggu enam bulan lamanya, bonus yang dijanjikan tak kunjung cair. Para atlet akhirnya berunjuk rasa menuntut hak.
Dalam orasi, mereka meminta keseriusan pemerintah daerah dalam pembinaan atlet disabilitas. Janji manis tanpa bukti hanya akan melemahkan semangat para atlet.