logo Kompas.id
NusantaraUang ”Sirih Pinang” Pilkada di...
Iklan

Uang ”Sirih Pinang” Pilkada di NTT, Peluang bagi Warga atau Jerat Jahat Korupsi Politik?

Politik uang dalam Pilkada 2024 di NTT diprediksi tetap terjadi. Pengalaman Pilpres dan Pileg menjadi tolok ukuran.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
· 6 menit baca
Perhitungan perolehan suara Pilpres dan Pileg 2024 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 16 di Kelurahan Naimata, Kota Kupang, NTT, Rabu (14/2/2024).
KORNELIS KEWA AMA

Perhitungan perolehan suara Pilpres dan Pileg 2024 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 16 di Kelurahan Naimata, Kota Kupang, NTT, Rabu (14/2/2024).

Sekalipun politik uang dilarang, tetapi praktik itu menjadi cara termudah meraih kekuasaan. Di Nusa Tenggara Timur, ada istilah khusus soal politik uang itu, yakni uang sirih pinang. Ironisnya, masyarakat sudah telanjur terbiasa dengan uang sirih pinang sehingga sebagian dari mereka justru menunggu pembagian uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Bagi sebagian masyarakat NTT, hadirnya uang sirih pinang itu dianggap rezeki yang ditunggu untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Terlebih lagi, saat ini harga berbagai bahan kebutuhan pokok yang mencekik. Situasi ini ironis, tetapi menjadi tak terhindarkan selama praktik politik uang itu terus berkelindan dalam momen pemilihan umum (pemilu) ataupun pilkada.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000