Cuaca Ekstrem dan Tanah Lapuk Jadi Penyebab Tol Bocimi Longsor
Longsornya Jalan Tol Bocimi Km 64 di Kabupaten Sukabumi dipicu kombinasi cuaca ekstrem dan kondisi tanah lapuk.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA, MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Bocimi longsor di Kilometer 64+600 di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu (3/4/2024) malam. Peristiwa itu dipicu cuaca ekstrem berupa hujan yang melanda area tersebut selama tiga hari terakhir serta kondisi tanah yang lapuk.
Prakirawan Stasiun Klimatologi Jabar, Perdana Usior, Kamis (4/4/2024), mengatakan, sebelum kejadian tanah longsor di Tol Bocimi, turun hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem. Hal itu diketahui berdasarkan interpretasi citra radar dan data pengukuran hujan yang terdekat dengan lokasi terdampak.
”Dari hasil pemantauan, terjadi hujan selama tiga hari terakhir berturut-turut. Kondisi tersebut dapat menyebabkan tanah menjadi lebih labil dan menjadi semakin rawan longsor,” papar Perdana.
Perdana memaparkan, terdapat beberapa fenomena yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif di sebagian wilayah Jabar, khususnya Kabupaten Sukabumi. Faktor itu, antara lain, suhu permukaan laut yang relatif hangat sehingga memacu peningkatan uap air.
Faktor berikutnya, kata Perdana, adalah kelembaban udara pada rentang 55 hingga 98 persen dan indeks labilitas atmosfer yang berada pada kategori labil sedang hingga kuat di sebagian wilayah Jabar. Kondisi ini berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif.
Kepala Stasiun Klimatologi Jabar Rakhmat Prasetia mengimbau masyarakat mewaspadai terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat disertai dengan kilat dan angin kencang pada sore hari. Kondisi tersebut dipicu setelah terjadi peningkatan suhu udara panas pada pukul 10.00 hingga pukul 14.00.
Rakhmat mengungkapkan, sebelum terjadinya cuaca ekstrem, akan muncul awan kumulonimbus. Awan tersebut berwarna gelap dan menjulang tinggi seperti kembang kol.
"Diperkirakan potensi hujan disertai kilat dan angin kencang dengan durasi singkat antara siang hingga malam akan terjadi selama tiga hari ke depan. Fenomena ini terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kota Depok,” katanya.
Tanah lapuk
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan memaparkan, pergerakan tanah yang mengakibatkan kerusakan di ruas jalan tol ini terjadi di daerah dengan tanah pelapukan yang cukup tebal dan kemiringan lereng yang curam. Kondisi ini menempatkan wilayah tersebut masuk dalam zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi.
”Daerah bencana diperkirakan batas satuan batuan endapan batuan gunung api Gunung Pangrango yang lebih muda, lahar, dan bersusun andesit. Pada zona ini, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal,” ujarnya.
Longsor di ruas jalan tersebut mengakibatkan tiga kendaraan mengalami kecelakaan.
Sebagai langkah antisipasi, kata Hendra, masyarakat diminta untuk lebih waspada, terutama warga yang tinggal di sekitar lokasi dan pengguna jalan yang melintasi daerah tersebut. Sosialisasi kepada masyarakat juga dibutuhkan agar lebih paham dan waspada dalam menghadapi gerakan tanah serta longsor.
”Aktivitas yang mengganggu kestabilan lereng, seperti pemotongan lereng, penebangan pohon, hingga pembuatan kolam, jangan dilakukan. Jika muncul retakan, segera ditutup dengan tanah dan dipadatkan untuk mengurangi peresapan air. Warga, aparat, dan tim yang bertugas senantiasa waspada dalam mengantisipasi longsor susulan, terutama jika turun hujan,” ungkapnya.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Ajun Komisaris Besar Edwin Affandi, mengungkapkan, Tol Bocimi, khususnya Seksi 2, masih ditutup hingga kini. Pasalnya, bangunan dasar penahan jalan berada atas tanah dengan kondisi labil.
”Longsor di ruas jalan tersebut mengakibatkan tiga kendaraan mengalami kecelakaan. Dua orang terluka dalam peristiwa ini," tutur Edwin.
Edwin mengungkapkan, sebelum peristiwa jalan amblas di Tol Bocimi Km 64, terjadi hujan lebat selama beberapa jam. Hujan terjadi dari pukul 16.00 hingga pukul 18.00.
”Diduga hujan menjadi pemicu ruas jalan tersebut ambles. Diperkirakan lebar jalan yang ambles kurang lebih 5 meter” tuturnya.