Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrem terhadap Penyeberangan dari Bali
Para pemudik dan pihak terkait diminta mengantisipasi dampak cuaca ekstrem pada penyeberangan dari Jawa ke Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
JEMBRANA, KOMPAS — Semua pihak diminta mengantisipasi dampak cuaca ekstrem terhadap pergerakan pemudik pada Lebaran tahun ini. Salah satu yang diantisipasi adalah dampak cuaca ekstrem pada penyeberangan dari Bali ke Jawa dan sebaliknya melalui Selat Bali.
Hal itu disampaikan Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers seusai meninjau arus mudik di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis (4/4/2024).
Listyo melakukan peninjauan bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi.
Listyo menyebut, cuaca ekstrem bisa berdampak terhadap keselamatan penyeberangan, termasuk penyeberangan dari Bali ke Jawa atau sebaliknya melalui Selat Bali. Oleh karena itu, para pemudik dan pihak-pihak terkait mesti mengantisipasi potensi terjadinya cuaca ekstrem.
Listyo menambahkan, Polri dengan dukungan berbagai pihak telah memastikan kesiapan pelayanan dan pengamanan selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2024. Dia juga mengapresiasi dukungan berbagai pihak, termasuk dari TNI dan ASDP, dalam melancarkan mobilitas masyarakat.
Polri bersama TNI dan pihak-pihak terkait juga mengantisipasi ancaman gangguan keamanan dan keselamatan masyarakat selama masa mudik. ”Kami juga menyiapkan pos pelayanan berupa pos pengamanan sehingga masyarakat yang mungkin merasakan gangguan keamanan bisa melapor ke kepolisian terdekat,” kata Listyo.
Jenderal TNI Agus Subiyanto menyatakan, TNI siap mendukung penyelenggaraan arus mudik dan arus balik Lebaran 2024. Dia menambahkan, TNI menyiapkan alat angkut sebagai mitigasi jika terjadi gangguan akibat bencana alam saat pelaksanaan arus mudik. Personel TNI juga dikerahkan untuk mendukung Polri dalam penanganan arus mudik Lebaran ini.
Budi Karya Sumadi memaparkan, Kementerian Perhubungan bersama pihak-pihak terkait, termasuk Polri dan TNI, sudah mengamati dan memetakan mobilitas masyarakat dalam arus mudik Lebaran 2024. Dia menuturkan, mobilitas warga yang menyeberangi Selat Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Ketapang termasuk padat. ”Koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga dilakukan berkaitan dengan cuaca ekstrem karena Selat Bali termasuk rawan cuaca ekstrem,” ujar Budi.
Kepala Stasiun Klimatologi Bali Aminudin Al Roniri menyatakan, BMKG selalu memberikan informasi terbaru mengenai prakiraan cuaca umum. Dia menambahkan, BMKG sudah melengkapi peralatan radar dan Automatic Weather System (AWS) di Bali, termasuk memasang dua radar cuaca di Ketapang, Banyuwangi, untuk memantau kondisi cuaca di jalur penyeberangan laut antara Bali dan Jawa itu.
”Memang dalam situasi pancaroba bisa terjadi cuaca esktrem. Selat Bali ini memang agak ekstrem karena bisa sewaktu-waktu terjadi angin kencang akibat selat yang sempit,” kata Aminudin.
Namun, dia menyebut, prakiraan cuaca pada 4-7 April 2024 menunjukkan, cuaca masih aman dan gelombang juga masih aman. ”Kami terus akan memperbaharui informasi BMKG agar masyarakat dapat mengetahui prakiraan cuaca terkini,” ujar Aminudin.
Kami juga menyiapkan pos pelayanan berupa pos pengamanan sehingga masyarakat yang mungkin merasakan gangguan keamanan bisa melapor ke kepolisian terdekat
Pengawas Satuan Pelayanan Pelabuhan Kelas I Penyeberangan Gilimanuk I Made Ria Fran Dharma Yudha mengatakan, pengaturan penyeberangan di pelabuhan itu menerapkan skema penyeberangan padat dengan delapan trip.
Yudha menambahkan, pengelola pelabuhan juga terus memantau kondisi cuaca dan berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan keamanan dan keselamatan penyeberangan. ”Terkait puncak arus mudik, diperkirakan akan terjadi mulai Jumat (5/4/2024),” kata Yudha