Yang Perlu Diketahui Supaya Mudik Lancar dan Tak Antre BBM
Khawatir mudik Lebaran ini macet dan antre BBM? Berikut informasi yang bisa memandu Anda untuk pulang kampung.
Menjelang arus mudik Lebaran 2024, warga yang akan mudik berharap perjalanan lancar dan tidak ada antrean panjang bahan bakar minyak atau BBM. Pemerintah menjamin kesiapan sarana dan prasarana transportasi. Adapun PT Pertamina (persero) menjamin stok BBM aman dan menambah layanan di titik-titik rawan.
Kekhawatiran itu, salah satunya, datang dari Bayu Widiyanto (27), warga Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat. Bayu mudik ke Yogyakarta pada tahun 2023 menggunakan mobil bersama keluarga. Dalam perjalanan, ia memang tidak menjumpai kemacetan berarti karena mudik lebih awal, sekitar H-10 Lebaran.
Baca juga: Tips Mudik Lewat Jalan Tol, Atur Istirahat Hingga Kuasai Teknologi
“Masalahnya, pas isi bensin antre panjang banget. Mungkin antre lebih dari 20 menit. Itu aku jumpai di Jawa Barat dan Jawa Tengah,” kata karyawan swasta itu melalui sambungan telepon, Jumat (29/3/2024).
Baca juga: Mobil Bekas Versus Baru untuk Mudik Lebaran 2024
Ia berharap antrean di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) berkurang pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2024. Antrean panjang itu, lanjut Bayu, cukup melelahkan karena ia tidak bisa benar-benar istirahat dari berkendara saat antre.
Arbiansyah (43), warga Depok yang mudik ke Lampung pada Lebaran 2023, mengatakan mudik dari tahun ke tahun relatif lebih lancar. Di tahun sebelumnya, ia hanya antre satu jam sebelum masuk ke kapal feri di Pelabuhan Merak, Banten. Itu lebih baik dibandingkan pengalaman mudik sebelum Pandemi Covid-19 yang mengantre sampai tujuh jam.
“Saya berharap ada intervensi dari pemerintah soal harga tiket. Naik bus ke Lampung tiketnya bisa naik nyaris dua kali lipat saat libur Lebaran. Saya jadinya naik motor,” kata karyawan di salah satu bank itu.
Baca juga: Tambahan SPKLU Diperlukan untuk Kebutuhan Mudik di Jawa Tengah
Pergerakan orang meningkat
Jika mendapati permasalahan soal BBM dan elpiji, warga bisa mengontak call center Pertamina di 135.
Data resmi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan, diperkirakan terjadi jumlah pergerakan orang pada Lebaran 2024 meningkat 56 persen dibandingkan tahun 2023. Tahun lalu, pergerakan nasional lebih kurang 123 juta orang. Pergerakan pemudik pada Lebaran 2024 diperkirakan 193,6 juta orang.
Artinya, sekitar 71 persen penduduk Indonesia akan melakukan mobilitas untuk mudik pada libur Lebaran 2024. Lonjakan pemudik itu diperkirakan karena pandemi sudah mereda dan ekonomi masyarakat membaik. Selain itu, adanya masa cuti bersama dan liburan sekolah yang berbarengan. Itu juga disertai dengan peningkatan kualitas sarana dan prasarana transportasi.
Melihat prediksi itu, para pemudik pun bisa mempertimbangkan waktu mudik agar perjalanan lebih lancar. Berdasarkan penghitungan dan pengalaman tahun sebelumnya, Kemenhub memperkirakan peningkatan jumlah pemudik tahun ini terjadi sejak 5-6 April 2024.
Baca juga: Mudik Naik Kereta Api? Berikut Tipsnya
Adapun puncak arus mudik diperkirakan pada 8-9 April 2024. Pada masa itu, sekitar 26,6 juta orang melakukan perjalanan. Setelah itu, puncak arus balik kemungkinan terjadi pada H+3 Lebaran atau 14 April 2024. Pada saat itu, diperkirakan 40,9 juta orang akan kembali ke daerah masing-masing.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kemenhub, Antoni Arif Priadi, mengimbau masyarakat melakukan perjalanan mudik lebih awal. Selain itu, ia menyarankan untuk menggunakan transportasi publik atau program mudik gratis yang disediakan pemerintah.
“Hindari menggunakan sepeda motor karena sangat berbahaya,” kata dia, mewakili Menteri Perhubungan dalam Diskusi Publik Kesiapan Jelang Mudik Lebaran 2024, di Jakarta, Kamis (28/3/2024).
Baca juga: Curi Start Mudik Naik Kereta Api demi Hindari Puncak Arus Mudik
Fasilitas BBM
Mengantisipasi kelangkaan BBM dan antrean mengular di SPBU, Pertamina sudah menambah stok dan menyiapkan fasilitas tambahan, khususnya di jalur mudik, jalur logistik, titik wisata, dan daerah rawan bencana.
“Sebagai gambaran, biasanya gasoline (bensin) itu disiapkan untuk sekitar 18 hari atau maksimum 20 hari. Kini, kami siapkan untuk 30 hari. Demikian juga untuk avtur, itu bisa sampai 38 hari,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (28/3/2024).
Nicke mengatakan, pihaknya mengaktivasi seluruh prasarana yang Pertamina miliki, antara lain berupa 115 terminal BBM, 30 terminal elpiji, dan 7.400 SPBU. Pemudik juga bisa memanfaatkan fasilitas tambahan lain yang disediakan Pertamina di titik rawan kemacetan atau bencana.
Baca juga: Mudik Lebih Awal Dapat Diskon Tarif Tol hingga 20 Persen
“Kami sebut SPBU kantong, ada dalam bentuk kemasan BBM yang bisa dibawa pengendara. Nanti juga ada petugas bermotor untuk mengisi BBM,” kata Nicke.
Dalam rapat itu, anggota Komisi VI DPR RI Deddy Sitorus dari Fraksi PDI Perjuangan mengatakan, di daerah pemilihannya, Kalimantan Utara, ada laporan SPBU nakal yang hanya buka sekali dalam seminggu.
Bahkan, ada SPBU yang memainkan harga. Misalnya, harga solar di daerah perbatasan dan pedalaman Kalimantan Utara berkisar Rp 30.000-Rp 80.000 per liter.
Dihubungi terpisah, akademisi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno mengatakan, fasilitas penjualan BBM di tempat peristirahatan penting bagi pengendara saat mudik. Ia berharap, penyediaan BBM tidak hanya fokus di Pulau Jawa, tetapi juga di daerah lain.
“Juga kebutuhan BBM di Tol Trans-Sumatra harus sama perlakuannya dengan Tol Trans-Jawa,” kata Djoko yang juga tergabung dalam Masyarakat Transportasi Indonesia.
Baca juga: Ingat! Jangan Salah Pilih Pelabuhan Saat Menyeberang ke Sumatera
Di dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Nicke sejatinya telah menyinggung mengenai permasalahan tersebut. Ia memastikan Pertamina sudah melakukan pemetaan untuk menambah prasarana BBM di seluruh Indonesia. Ia juga memastikan tidak ada kenaikan harga BBM pada libur Lebaran 2024. Jika mendapati permasalahan soal BBM dan elpiji, Nicke mengatakan, warga bisa mengontak call center Pertamina di 135.
Ia menegaskan SPBU yang melakukan kecurangan akan dicabut izinnya. Jika hal itu terjadi, pencabutan izin itu pun akan dibarengi dengan menyiapkan fasilitas temporer untuk menjamin distribusi BBM tidak terganggu.