Uni Eropa Jalankan Belasan Proyek Strategis di ASEAN
Kerja sama UE-ASEAN menyasar hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat akar rumput.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN mengeluarkan laporan hasil kerja sama dengan Uni Eropa periode 2024-2025. Sebanyak 14 proyek strategis di 10 negara anggota ASEAN telah berjalan. Uni Eropa juga terus mengutarakan dukungan terhadap sentralitas ASEAN maupun penyelesaian permasalahan di wilayah Indo-Pasifik berdasarkan cara-cara yang dirumuskan oleh ASEAN.
Peluncuran Buku Biru itu dilaksanakan di Sekretariat ASEAN Jakarta, Rabu (8/5/2024). ”Ini adalah wujud kemitraan strategis kedua blok yang sangat berbeda, tetapi mampu menemukan titik temu untuk perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan bersama,” kata Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn.
UE memiliki Inisiatif Gerbang Dunia (Global Gateway) dengan nilai total investasi 300 miliar euro. Di ASEAN, dana yang dikucurkan sebesar 10 miliar euro. Sebanyak 4,2 miliar euro telah terserap untuk 14 proyek strategis yang mencakup 21 aspek.
Proyek itu antara lain pada sektor peralihan ke energi bersih, rantai pasok, mitigasi krisis iklim, digitalisasi, dan pendidikan. Program-program itu berlangsung di negara-negara ASEAN kecuali Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, dan Myanmar (Kompas.id, 20 Februari 2024).
Laporan capaian kerja sama ASEAN dengan Uni Eropa periode 2024-2025 diluncurkan di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Menurut Kao, di luar proyek-proyek strategis itu, UE juga memiliki skema kerja sama lain yang menyasar masyarakat akar rumput. Penerima manfaatnya mencakup masyarakat Myanmar.
Akibat krisis politik yang masih melanda negara itu, Myanmar hanya mengikuti kegiatan ASEAN dengan diwakili oleh menteri luar negeri dan pejabat-pejabat senior. Junta militer tidak diakui sebagai pemimpin negara.
ASEAN dan UE menjalin hubungan sejak 1977. Status kemitraan saat ini ialah kemitraan strategis. UE sudah beberapa kali mengutarakan keinginan menaikkan status menjadi kemitraan strategis komprehensif.
Salah satu tandanya ialah pengadaan konferensi tingkat tinggi (KTT) rutin antara kepala negara ASEAN dan UE. Kao mengatakan, hal itu rumit untuk diwujudkan, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi.
Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN Sujiro Seam dalam acara peluncuran Buku Biru UE-ASEAN 2024-2025 di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Alasannya karena baik UE maupun ASEAN adalah blok kawasan super, artinya memiliki keanggotaan banyak negara. ASEAN memiliki 10 anggota dan UE memiliki 27 anggota. Mempertemukan pandangan 37 negara ini bukan hal mudah.
”Meskipun begitu, pembahasan mengenai kemungkinan mewujudkan KTT rutin terus berlangsung. Sejauh ini, kita memiliki pertemuan rutin para menteri luar negeri setiap dua tahun sekali dan pertemuan para pejabat pemerintah,” tutur Kao.
Akar rumput
Duta Besar Filipina untuk ASEAN Hjayceelyn Quintana bertindak sebagai Koordinator Dialog Negara-negara Anggota ASEAN dengan UE. Ia mengatakan, keunikan kerja sama tersebut ialah hidup dari masyarakat akar rumput.
Duta Besar Filipina untuk ASEAN Hjayceelyn Quintana dalam peluncuran Buku Biru Uni Eropa-ASEAN di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Proyek-proyek yang disponsori UE tidak hanya pada tataran pemerintah ataupun korporasi. ”Mulai dari mahasiswa sampai pekerja migran turut merasakan keterlibatan dan manfaatnya,” ujar Quintana.
Di tingkat pendidikan tinggi, UE menerapkan program Erasmus Plus. Sivitas akademika dari berbagai perguruan tinggi di negara-negara ASEAN bisa melanjutkan studi pascasarjana ke Eropa.
Apabila tidak melakukan kuliah, tersedia program pelatihan, pertukaran, atau program gelar ganda. Total selama 2024-2025, ada 60.000 sivitas akademika dari UE yang mengikuti Erasmus Plus ke ASEAN.
Quintana mengatakan, langkah berikutnya ialah memastikan sivitas akademika dari kedua belah pihak itu membangun komunitas masing-masing dan menjembatani kedua kawasan. Setidaknya, hal tersebut mulai tampak di sivitas akademika ASEAN. Ilmu serta keterampilan yang mereka peroleh diterapkan di lingkungan masing-masing. ”Kepercayaan masyarakat ASEAN terhadap UE juga tinggi, yaitu 41,5 persen,” katanya.
infografik PDB dan PDB Per Kapita ASEAN
Selain di bidang pendidikan, juga ada pembangunan sistem perlindungan dan pelatihan pekerja migran. Di dalamnya ada pembuatan sistem perekrutan yang transparan sehingga calon pekerja migran mengerti hak-hak mereka dan mencegah terjadinya kasus-kasus penipuan ketika sudah sampai di negara rantau.
Aspek terbaru adalah menyelenggarakan konseling terhadap para pekerja yang mengalami kekerasan. Sistem konseling ini memperhatikan latar belakang jender korban.
Duta Besar UE untuk ASEAN Sujiro Seam mengatakan, untuk tataran pemerintahan, UE memberi investasi di bidang infrastruktur berkelanjutan. Hal ini bisa dilihat dalam pembangunan kota hijau cerdas (SGAC) di 10 kota ASEAN.
Di Indonesia, proyek ini diterapkan di pembangunan Ibu Kota Nusantara. ”Buku Biru ini hadir di waktu yang baik, pada Kamis (9/5/2024), UE memperingati 74 tahun Deklarasi Schuman yang menandakan kelahiran UE sehingga ada bukti nyata keaktifan UE di ASEAN,” tuturnya.