Warga AS Turun ke Jalan, Tuntut Stop Pendanaan untuk Israel
Demonstran pro-Palestina menutup jalan-jalan utama di AS. Mereka mendesak Pemerintah AS menghentikan pendanaan Israel.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
SAN FRANCISCO, SELASA — Demonstrasi pro-Palestina berlangsung di Illinois, New York, dan wilayah Pacific Northwest, Amerika Serikat. Ratusan orang turun ke jalan untuk meminta Pemerintah AS menghentikan pendanaan untuk Israel.
Aksi demonstran merantai diri ke drum berisi semen di jembatan Golden Gate membuat lalu lintas di San Fransisco Bay Area, Negara Bagian California, terhenti selama berjam-jam. Pengendara mobil, pesepeda, dan pejalan kaki tidak bisa melintas di Golden Gate.
Polisi baru dapat membuka kembali akses ke jembatan ikonik itu pada Senin (15/4/2024) waktu setempat atau Selasa (16/4/2024) dini hari waktu Indonesia. Lebih kurang 20 orang ditangkap polisi buntut aksi tersebut.
Demonstrasi pro-Palestina itu merupakan bagian dari A15 Action, gerakan solidaritas untuk melakukan pemblokiran terhadap infrastruktur utama untuk menimbulkan dampak ekonomi. Rifqa Falaneh, salah satu koordinator aksi, mengatakan, unjuk rasa itu adalah bagian dari upaya gerakan global untuk memblokade ekonomi demi membebaskan Palestina.
Di Chicago, Negara Bagian Illinois, pengunjuk rasa memblokade Interstate 190, jalan yang menuju Bandara Internasional O’hare. Calon penumpang pesawat yang terjebak kemacetan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sambil menyeret koper bawaan.
Salah satu dari mereka adalah Madeline Hannan. Setelah mobil yang dikendarai suaminya terjebak kemacetan selama 20 menit, ia memilih untuk berjalan kaki sejauh sekitar 1,6 kilometer ke bandara. Ia berhasil mencapai pintu keberangkatan di bandara dalam waktu yang amat mepet.
”Hal ini memang sangat tidak nyaman, tetapi dibandingkan dengan yang terjadi di luar negeri (Palestina), ini belum ada apa-apanya," kata Hannan.
Demonstran pro-Palestina juga menutup jalan utama menuju Bandara Internasional Seattle-Tacoma. Otoritas setempat mengimbau warga yang akan menuju bandara untuk menggunakan kereta api khusus.
Selain itu, pengunjuk rasa di Oregon memblokade jalan tol selama 40 menit. Adapun di New York demonstran memblokade Brooklyn Bridge dan menghentikan lalu lintas selama beberapa waktu sebelum aksi itu dibubarkan polisi.
Lewat akun sosial media X, A15 Action menyatakan, demonstrasi pro-Palestina juga berlangsung di Yunani, Spanyol, dan Australia. Aksi serupa direncanakan juga akan digelar di Kanada, Kolombia, Italia, Belgia, dan Korea Selatan.
Pada akhir Maret, The Washington Post melaporkan, Pemerintah AS diam-diam menyetujui pengiriman ribuan bom dan puluhan jet tempur kepada Israel. Paket senjata yang dikirim AS kepada Israel meliputi 1.800 bom MK84 dan 500 bom MK82.
Bom MK84 yang beratnya 2 ton itu bisa meratakan kota dan menimbulkan lubang di tanah dengan lebar lebih dari 12 meter. Bom jenis ini tidak lagi digunakan militer Barat untuk berperang di kota padat penduduk karena besarnya risiko warga sipil yang bakal menjadi korban.
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS juga menyetujui pengiriman 25 jet tempur F-35A yang nilainya sekitar 2,5 miliar dollar AS. Langkah itu telah disetujui Kongres pada 2008 sehingga Deplu AS tidak diwajibkan memberi tahu lagi anggota parlemen. Hal yang sama berlaku soal pengiriman bom MK84 dan MK82.
Sejak meletus pada 7 Oktober, perang Israel-Hamas telah mengakibatkan sedikitnya 33.797 orang di Gaza tewas. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, mayoritas warga yang tewas adalah perempuan dan anak.
Pascaserangan Iran, militer Israel semakin mengintensifkan serangan ke Jalur Gaza. Kelompok Hamas mengatakan, Israel meluncurkan belasan serangan udara pada Minggu malam.
Saat ini, Israel juga tengah merancang serbuan ke Rafah, kota di Gaza selatan. AS tidak setuju dengan rencana yang berpotensi mengakibatkan banyak warga sipil menjadi korban itu. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkeras serangan harus dilakukan demi meraih kemenangan mutlak atas Hamas.
Rafah dipadati 1,4 juta warga Gaza yang mengungsi dari kota lain karena terdesak oleh serangan militer Israel. Sejumlah pihak memperingatkan, serangan Israel ke Rafah bakal membuat warga sipil menjadi korban.
Dalam unjuk rasa di Los Angeles, ratusan orang turun ke jalan dengan membentangkan spanduk bertuliskan ”Akhiri pengepungan Gaza sekarang, hentikan pendanaan AS untuk Israel”. Aksi serupa berlangsung di Philadelphia yang berbarengan dengan batas waktu pembayaran pajak.
”Kami ingin pajak lebih baik digunakan untuk mendukung kepentingan warga Philadelphia, untuk mendanai program yang dapat membuat kota menjadi lebih aman,” kata Hannah Zellman, salah satu koordinator aksi, kepada Philadelphia Inquirer.