Aplikasi dan Teknologi untuk Mempermudah Pemeriksaan di Bandara
Pemeriksaan panjang di bandara rupanya melelahkan petugas. AS dan Inggris berusaha mempermudahnya.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
Di berbagai bandara Indonesia, penumpang mengeluhkan kerumitan pemeriksaan bawaan oleh petugas. Di Inggris dan Amerika Serikat, petugas berusaha mempermudah penumpang dan mempercepat layanan. Penumpang senang, petugas tenang, perjalanan tetap aman.
Dilaporkan Associated Press pada Jumat (5/4/2024), Pemerintah Inggris mengucurkan jutaan pound sterling untuk mengganti alat pemindai barang bawaan penumpang di bandara. Alat baru disebut bisa menghasilkan citra lebih jernih.
Pemindai baru menggunakan teknologi CT-scan yang biasa dipakai di rumah sakit. Petugas senang karena pemeriksaan bisa lebih teliti. Penumpang juga senang karena tidak perlu lagi mengeluarkan komputer atau tablet dari tas.
Penumpang pun bisa membawa cairan, termasuk minuman, sampai 2 liter ke kabin. Sampai sekarang di banyak bandara, penumpang hanya bisa membawa cairan paling banyak 100 mililiter saat melewati pemeriksaan di bandara. Lebih dari itu, harus dibuang. Kalau mau minum, beli di dalam terminal dan tentu saja harganya berkali lipat.
Di berbagai bandara, pemeriksaan barang yang mengharuskan penumpang mengeluarkan barang dari tas merupakan penyebab terbesar lambatnya pemeriksaan keamanan di bandara. Pemerintah Inggris mewajibkan semua bandara harus mengganti alat pemindai lama paling lambat Juni 2025.
”Alat pemindai mutakhir itu akan membuat perjalanan udara menjadi lebih aman dan lebih nyaman,” kata Menteri Transportasi Inggris Mark Harper.
Aplikasi pemeriksaan
Badan Perlindungan Perbatasan dan Kepabeanan (CBP) AS mencatat 394 juta pelawat masuk AS sepanjang 2023. Jumlahnya lebih banyak 76 juta orang dibandingkan dengan 2022.
Untuk mempercepat layanan, CBP membuat aplikasi pemeriksaan paspor daring. Aplikasi itu bisa diakses dari ponsel. Penggunaannya terutama pelawat rombongan atau keluarga.
Untuk warga AS, aplikasinya disebut global entry. Aplikasi itu khusus warga yang terdaftar di program pelawat tepercaya. Setiap warga AS bisa ikut program itu dengan mendaftarkan diri.
Dulu, proses pendaftarannya bisa enam bulan dan banyak warga mengeluh. Kepala Program Pelawat Tepercaya CBP Brendan Blackmer mengatakan, ada perbaikan. Kini, pendaftaran bisa di bandara.
CBP juga membuat mobile passport control (MPC) untuk warga AS, Kanada, dan negara lain yang bisa masuk bebas visa ke AS. ”Tadinya kami khawatir karena antrean selalu panjang. Namun, sekarang semua jadi lebih mudah dengan aplikasi,” kata Piet De Staercke, pelancong dari Belgia.
Ia datang bersama keluarganya ke AS melalui Bandara Dulles di Virginia. Mereka berencana mendatangi Washington DC dan Chicago selama di AS.
Semua orang yang pernah mendaftar ke program bebas visa dapat menggunakan MPC. Warga AS dan Kanada juga bisa memanfaatkannya. Pengguna tinggal memasukkan data anggota rombongan ke MPC.
Di bandara tempat masuk AS, salah satu anggota rombongan dipotret petugas. Foto itu dicocokkan dengan data di MPC dan pusat data CBP. Data anggota lain di rombongan juga diproses sekaligus. ”Menghemat satu detik pun amat berharga karena itu akan berkontribusi terhadap waktu antrean penumpang secara keseluruhan,” ujar Marc Calixte, pejabat CBP di Bandara Dulles.
Diluncurkan pada 2021, MPC telah digunakan oleh 4,1 juta penumpang. CBP mengajak awak pesawat mengisi MPC paling telat sebelum turun di bandara AS. Pengunduhannya bisa dilakukan di mana pun.
Intinya, ada kebijakan berusaha mempermudah pelawat. Karena prinsipnya, buat apa dipersulit kalau bisa dipermudah. (AP)