Paus Basuh Kaki 12 Perempuan Narapidana di Roma pada Kamis Putih
Sepanjang misinya, Paus Fransiskus memberi ruang lebih bagi perempuan. Pembasuhan kaki kali ini khusus bagi perempuan.
ROMA, JUMAT — Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus membasuh dan mencium kaki 12 perempuan narapidana di sebuah penjara di Roma, Italia, Kamis (28/3/2024). Ini bagian dari ritual Kamis Putih dalam rangkaian upacara Trihari Suci yang dilaksanakan Paus untuk menekankan serta memberi contoh totalitas dan kerendahan hatinya dalam melayani umat.
Umat Kristen sedunia merayakan Trihari Suci sebagai peringatan akan peristiwa sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus. Trihari Suci meliputi Kamis Putih, Jumat Agung, dan Minggu Paskah.
Paus (87), dengan duduk di kursi roda, melayani ibadah Kamis Putih para perempuan narapidana di Penjara Rebibbia di Roma, Italia. Para perempuan narapidana itu duduk di atas panggung dan didatangi satu per satu oleh Paus yang berada di kursi roda.
Paus Fransiskus mengambil air, membasuh kaki para perempuan narapidana tersebut, menyeka dengan kain, lalu menciumnya seraya menatap lembut dan tersenyum kepada mereka.
Narapidana termasuk golongan terendah dalam masyarakat. Para perempuan narapidana itu meneteskan air mata saat Paus membasuh, mencium kaki, dan kemudian menyapa mereka dengan senyum lembut.
Baca juga: Paus Fransiskus Serukan Perdamaian di Tanah Suci
Penjara Rebibbia terletak 15 kilometer dari Vatikan. Penjara itu menampung 360 narapidana dan seorang bocah yang ikut ibunya yang dipenjara. Penjara tersebut terdiri dari dua bangunan besar dan dua bangunan kecil serta sebuah taman di tengah kompleks.
Upacara Kamis Putih adalah bagian dari pekan suci dengan puncak perayaan Paskah memperingati wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Kamis Putih adalah saat Yesus membasuh kaki 12 muridnya dalam perjamuan terakhir sebelum ia disalibkan, yang diperingati dalam ibadah Jumat Agung.
Baca juga: Paus Fransiskus: Perundingan Bukan Tanda Menyerah
Paus membuat terobosan ibadah di Vatikan sejak tahun 2013 dengan melibatkan perempuan serta warga yang menganut agama dan keyakinan berbeda sebagai bentuk pelayanan kepada sesama manusia.
Pada tahun 2015, Paus membasuh kaki enam perempuan dan enam laki-laki dalam ibadah Kamis Putih. Ia juga pernah membasuh kaki warga Hindu dan Ortodoks sepanjang pelayanan sebagai paus.
Secara tradisional di masa silam, Paus hanya membasuh dan mencium kaki pria Katolik di Basilika Santo Petrus di Vatikan. Paus Fransiskus setiap tahun berkunjung ke penjara, pusat penampungan pengungsi, atau fasilitas tahanan remaja untuk menekankan keyakinannya bahwa pengabdian pada pelayanan umat secara khusus harus menyentuh mereka yang dianggap paling hina dan rendah di masyarakat.
Dalam homili singkatnya, Paus menjelaskan makna amalan tersebut. ”Yesus merendahkan diri sendiri,” katanya. ”Dengan amalan ini, dia membuat kita paham apa yang dikatakannya: ’Saya di sini bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.’”
”Dia mengajarkan kepada kita jalan pelayanan,” kata Paus.
Penjara Rebibbia pernah dikunjungi dan dijadikan Paus untuk lokasi ritual pembasuhan kaki pada tahun 2015. Akan tetapi, baru kali ini paus asal Argentina itu mengkhususkan pelaksanaan ritual Kamis Putih tersebut bagi perempuan.
Baca juga: Paus Fransiskus: Kultur Kematian Berkembang Tak Terkendali
”Kita semua pernah melakukan kegagalan kecil, kegagalan besar,” kata Paus dalam homili yang disampaikan secara langsung dalam misa di halaman penjara tersebut. ”Meski demikian, Tuhan selalu menanti kita, dengan tangan terbuka, dan Dia tidak pernah lelah memberi maaf.”
Misa tersebut diikuti oleh sekitar 370 perempuan. Paus terlihat bersemangat selama kunjungannya di penjara tersebut meski sehari sebelumnya telah memimpin misa yang lama di Basilika Santo Petrus.
Dalam liturgi pagi, Paus menyampaikan khotbah panjang dan memerintahkan para rohaniwan di Roma untuk melayani pada pekan suci hingga puncak perayaan Paskah, Minggu (31/3/2024). Ia terlihat fit dan kuat selama menjalani rangkaian ibadah itu.
Paus menghadapi gangguan pernapasan pada akhir tahun 2023 dan meminta bantuan asisten untuk membacakan khotbah kepada umat. Pada Minggu Palma, pekan lalu, dia melewatkan memberi khotbah saat misa.
Kunjungan ke Penjara Rebibbia seperti memberi semangat baru kepada Paus. Dia terlihat bahagia menerima aneka sayuran yang ditanam di penjara dan juga dua stola yang dirajut oleh para narapidana.
Paus kemudian memberikan hadiah gambar Bunda Maria kepada para narapidana. Gambar Bunda Maria tersebut sebelumnya adalah hadiah yang diterima Paus dari seseorang. Ketika menerima bingkisan tersebut, Paus Fransiskus langsung teringat para narapidana perempuan di Rebibbia.
Paus juga memberikan cokelat berbentuk telur paskah kepada anak seorang narapidana. Perayaan pekan suci ini akan menguras stamina Paus Fransiskus.
Pada Jumat ini, Paus dijadwalkan mengunjungi Koloseum untuk napak tilas jalan salib sebelum penyaliban Kristus. Sementara hari Sabtu ada acara menyalakan lilin di Basilika Santo Petrus pada malam Paskah. Dilanjutkan beberapa jam kemudian dengan misa Paskah, Minggu (31/3/2024) pagi, dan khotbah Urbi et Orbi(Pesan kepada Kota dan Dunia).
Dalam pesan Urbi et Orbi, Paus biasanya menyoroti konflik global dan berbagai bencana yang menimpa umat manusia.
Baca juga: Teguran Paus Fransiskus kepada Eropa yang Menolak Pengungsi
Sepanjang kepausannya, Paus Fransiskus memberi ruang lebih bagi peran perempuan, termasuk mengizinkan perempuan dan anak perempuan melayani di altar. Paus Fransiskus juga membentuk komisi untuk mempelajari peran diakonat perempuan dan reformasi gereja. (AP/AFP)