Indonesia Kerja Sama dengan Swedia di Bidang Kesehatan
Dengan belajar bersama Swedia, sistem kesehatan di Indonesia diharapkan turut semakin berkembang.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian KesehatanIndonesia jajaki kerja sama dengan Pemerintah Swedia di bidang kesehatan. Sejumlah potensi investasi ditawarkan kepada Swedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Tanah Air.
Menteri KesehatanBudi Gunadi Sadikin mengatakan, kerja sama dengan Pemerintah Swedia dipilih pemerintah karena Swedia memiliki sistem kesehatan yang sangat mumpuni. Dengan belajar bersama Swedia, sistem kesehatan di Indonesia diharapkan turut semakin berkembang.
Dalam kerja sama kali ini, Indonesia dan Swedia berkolaborasi untuk mengembangkan Platform Layanan Kesehatan Swedia-Indonesia Sustainability Partnership (SISP Healthcare Platform). Di dalamnya terdapat tiga tingkat kerja sama, yaitu antarpemerintah, akademia melalui program beasiswa jenjang doktoral (PhD), dan sektor swasta melalui program pengembangan kesehatan.
”Kalau kita belajar harus dengan yang jauh berbeda dengan kita, bukan dengan yang selevel dengan kita, dan Swedia memiliki itu. Melalui SISP Healthcare Platform, pemerintah, akademisi, dan sektor swasta di kedua negara bekerja sama menuju kehidupan yang sehat dan kesejahteraan bagi semua,” kata Budi Gunadi saat peluncuran SIPS Healthcare Platform di rumah Duta Besar Swedia di Jakarta Selatan, Jumat (26/4/2024).
Budi juga mengajak pemerintah dan perusahaan swasta dari Swedia untuk berinvestasi di Indonesia dalam bidang kesehatan. Sebab, populasi di Indonesia sangat banyak dan menjadi tantangan tersendiri untuk mengatasi berbagai masalah kesehatannya.
Melalui upaya kolaboratif perusahaan Swedia, termasuk AstraZeneca, Elekta, Essity, Getinge, dan Hemocue, SISP Healthcare Platform akan membawa keahlian dan inovasi Swedia demi mencapai pelayanan kesehatan berkelanjutan di Indonesia. Adapun fokus utama yang ingin dituju, antara lain, digitalisasi, perawatan kanker, perawatan kritis dan gawat darurat, perawatan diabetes, serta kesehatan ibu dan anak.
Duta Besar Swedia untuk Indonesia Daniel Blockert menilai, SISP Healthcare Platform menandakan momen penting dalam kemitraan jangka panjang antara Swedia dan Indonesia. Program-program, seperti peningkatan kapasitas, simposium pelayanan kesehatan, dan inisiatif bersama, akan menyatukan keahlian dari kedua negara untuk memenuhi visi pemerintah Indonesia di bidang layanan kesehatan.
”Inisiatif ini juga selaras dengan komitmen bersama kedua negara untuk mencapai Agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TBP), khususnya dalam memajukan praktik pelayanan kesehatan berkelanjutan untuk generasi sekarang dan di masa depan,” kata Daniel.
Komisaris Perdagangan Swedia untuk Indonesia Erik Odar menambahkan, peluang kerja sama di bidang kesehatan antara di kedua negara ini sangat terbuka, termasuk kemungkinan mendatangkan perusahaan kesehatan Swedia ke Indonesia, seperti yang ditawarkan Menteri Budi.
”Yang pertama kami lakukan adalah serangkaian pelatihan dan lokakarya, di mana perusahaan-perusahaan Swedia, seperti Electa, Chematur, AstraZeneca, dan Essity kini terlibat untuk membawa pengetahuan-pengetahuan yang mereka miliki dari operasi global ke Indonesia mengenai topik-topik ini dan membantu rumah sakit,” kata Erik.
Dalam bidang akademik, Indonesia-Swedia bisa melakukan pertukaran mahasiswa doktoral untuk menimba ilmu di perguruan tinggi kedokteran terkemuka di Swedia, seperti Karolinska Institutet. Sebaliknya, mahasiswa Swedia juga bisa menimba ilmu di Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki ragam penyakit endemik.
”Jadi, ini adalah pertukaran timbal balik. Dan, ini adalah sesuatu yang kami banggakan bahwa, baik menteri maupun Swedia, bekerja sama dan mendanai bersama,” ucapnya.