Mooryati Soedibyo Berperan Besar Menjaga Kecantikan Perempuan Indonesia
Mooryati Soedibyo lewat usaha jamu dan kosmetik tradisional berperan besar menjaga kecantikan perempuan Indonesia.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO, ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
Aktris senior Christine Hakim menyebutkan, almarhum BRA Mooryati Soedibyo lewat usaha jamu dan kosmetik tradisional di Mustika Ratu berperan besar dalam membentuk, menjaga, dan mempromosikan kecantikan khas Indonesia. Kecantikan tersebut tidak hanya sesuatu yang tampak dari luar.
”Itu yang harus kita pahami, hargai, dan jaga. Jangan sampai kita menggantikan nilai-nilai keindahan perempuan Indonesia dengan nilai-nilai luar yang hanya melihat kesempurnaan dari luar. Nilai-nilai keindahan perempuan Indonesia itu juga dari dalam, memancarkan aura keindahan dan kecantikan,” kata Christine seusai melayat ke rumah duka yang juga kediaman pribadi almarhumah di Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024) siang.
Christine melanjutkan, Mooryati sendiri sudah membuktikannya lewat kerja keras sejak usia muda. ”Beliau adalah perempuan tangguh yang hidup dari sebelum kemerdekaan di masa serba terbatas yang mempunyai visi dan misi untuk memajukan dan mengangkat martabat perempuan Indonesia dengan mendirikan Mustika Ratu,” ujarnya.
Christine sudah lama mengenal Mooryati, tetapi baru intens berinteraksi saat bersama-sama terlibat dalam proyek film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta (2018). Christine menjadi salah satu pemeran, sementara Mooryati menjadi salah satu produser. Selama penggarapan film tersebut, Christine mendapat kesan lain tentang kedirian Mooryati. Beliau masih begitu inspiratif di usia senja.
”Waktu itu beliau berusia 90 tahun, tetapi beliau tidak hanya menyandang gelar produser. Beliau sangat aktif memberikan masukan kepada Hanung Bramantyo sebagai sutradara. Beliau juga ketat menjaga motif dan warna pakaian yang harus dipakai Sultan Agung di setiap momen,” kata Christine.
Aktris senior ini menambahkan, keterlibatan Ibu Mooryati di dunia politik turut menunjukkan sosoknya sebagai orang yang berhasil menjalankan amanah yang Tuhan berikan. Menurut dia, tidak semua orang mempunyai kekuatan dan iman dalam memperjuangkan visi dan misi yang dimiliki.
”Beliau berhasil menjalankan peran sebagai ibu dan amanah dari Tuhan yang meninggalkan legasi yang bermanfaat tidak hanya untuk keluarga dan perempuan, tetapi juga bangsa dan negara. Beliau juga menjaga integritas, komitmen, dan konsistensi sampai saat ini,” kata Christine.
Dilepas secara militer
Mooryati Soedibyo berpulang dalam usia 96 tahun, Rabu (24/4/2024), sekitar pukul 01.00 WIB, di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan, karena sakit komplikasi di usia tuanya. Salah satu anak Mooryati Soedibyo, Putri Kus Wisnu Wardani, mengatakan, ibunya sudah jarang bertemu orang sejak pandemi Covid-19. Keputusan ini diambil sesuai saran dokter karena kondisi ibunya semakin melemah.
”Kalau kena flu sedikit saja repot karena harus dirawat dan sebagainya. Beliau kami sayang-sayang dan menikmati keluarga kecil bersama beliau di tiga, empat tahun akhir hidupnya,” kata Putri di Jakarta.
Putri melanjutkan, kondisi Ibu Mooryati semakin menurun akibat berbagai macam infeksi. Apalagi, usia yang sudah sepuh membuat ibunya tidak kuat lagi. Setidaknya, Putri melanjutkan, ibunya menikmati masa tua setelah menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab. Anak, cucu, dan cicitnya juga telah beranjak dewasa.
”Setelah menjadi Wakil Ketua MPR, beliau tidak lagi menjabat di Mustika Ratu. Beliau mengabdikan diri ke dunia pendidikan dan berbagi apa yang sudah beliau lalui di dunia usaha, kecantikan, dan keperempuanan,” ujar Putri.
Jenazah Mooryati dimakamkan di Taman Pembibitan Obat Tradisional Mustika Ratu di Tapos Desa Citapen, Ciawi, Jawa Barat, Rabu siang. Jenazah dilepas dan akan dimakamkan secara militer.
Almarhumah adalah penerima bintang Mahaputra Adipradana pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, Mooryati pada masa perang kemerdekaan ikut berjuang dengan menjadi sukarelawan Palang Merah Indonesia.
Putra tertua Mooryati, Djoko Ramiadji, menyerahkan jenazah kepada Jenderal (Purn) Wiranto yang saat ini menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.
Sebelum pelepasan jenazah, Djoko menceritakan, momen haru ibundanya saat mendapat kabar bahwa Mooryati mendapat penghargaan Lifetime Achievement Award dari Kerajaan Thailand yang diserahkan oleh Wakil Perdana Menteri Thailand kepada wakil dari Mustika Ratu.
Ketika ia menunjukkan video penyerahan penghargaan tersebut, Mooryati yang saat itu sudah dirawat di RS MMC Jakarta tampak sangat gembira.
”Mata ibu tampak berbinar- binar, merespons video tersebut,” ujar Djoko yang tak kuasa menahan air mata. Ia menyebut peristiwa itu menjadi kenangan terindahnya dengan ibundanya.