Terasa sensasi berkendara serba ringan dan akselerasi yang mulus. Tak mengentak, tapi cukup untuk berakselerasi cepat.
Oleh
DAHONO FITRIANTO
·4 menit baca
Generasi kesebelas Honda Accord sudah meluncur di Tanah Air sejak November 2023. Namun, hingga saat ini, masih jarang sedan ini terlihat lalu lalang di jalan. Mungkin belum semua calon pembeli mobil baru merasakan kenyamanan berkendara Accord berteknologi hibrida ini.
Honda Accord terbaru ini memang berusaha menyasar konsumen yang berbeda dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Jika dulu Accord diperuntukkan bagi mereka yang nyaman duduk di belakang dan disetiri sopir, kini paradigma itu mau diubah. Konsumen diajak mengendarai sendiri mobil berpenampilan sporty ini.
Menurut Yusak Billy, Direktur Inovasi Bisnis, Pemasaran, dan Penjualan PT Honda Prospect Motor (HPM), selama ini 60 persen konsumen Accord menggunakan jasa sopir. Dengan All New Accord ini, hal itu ingin diubah. ”Melalui Accord baru, kami menargetkan bisa menggaet pasar (pengguna) mobil (merek) Eropa yang terbiasa menyetir sendiri,” kata Billy (Kompas.id, 10/12/2023).
Masuk akal, mengingat harga Accord baru ini sudah tidak murah lagi. Dengan banderol Rp 959.900.000 (on the road di Jakarta), sedan ini sudah merambah masuk level harga mobil-mobil Eropa. Honda perlu menonjolkan kelebihan Accord baru ini agar konsumen tidak berpaling memilih mobil-mobil Eropa.
Salah satu yang ditawarkan pada mobil ini adalah teknologi hibrida. Accord adalah model kedua di Honda yang mendapat teknologi elektrifikasi ini setelah All New Honda CR-V. Ya, Accord ini hanya ditawarkan dalam satu varian, yakni Honda Accord RS e:HEV.
Di balik kap mesinnya terdapat mesin bensin 4 silinder berkapasitas 2.0 liter DOHC i-VTEC yang ditopang motor listrik yang mendapat tenaganya dari baterai litium ion berkapasitas 1,06 kWh. Tenaga gabungan yang dikeluarkan mencapai 207 PS. Sementara torsi puncak untuk motor listrik mencapai 335 Nm dan torsi dari mesin bakar 179 Nm. Tenaga disalurkan ke roda depan melalui transmisi electrical continuously variable transmission (E-CVT).
Untuk membuktikan angka-angka di atas kertas ini, Kompas menjajal Accord Hibrida ini dalam perjalanan menuju Semarang, Jawa Tengah, awal 2024 lalu. Begitu memasuki mobil ini, dan menyesuaikan posisi kursi pengemudi secara elektronik, terasa posisi mengemudi yang nyaman.
Pandangan ke depan terasa luas karena posisi bonnet yang rendah dan kaca depan yang lebar. Bahkan, dari posisi duduk ternyaman ini, kap mesin depan terlihat oleh pengemudi. Hal ini membantu dalam mengemudikan mobil.
Mobil pun dipacu memasuki Tol JORR dari kawasan Cilandak menuju Tol Layang MBZ menuju Cikampek. Terasa sensasi berkendara yang serba ringan dan akselerasi yang mulus. Tak mengentak, tetapi cukup untuk berakselerasi cukup cepat.
Rasa mengemudi mobil ini terasa lebih sporty daripada Accord generasi kesepuluh. Namun, kenyamanan khas Accord masih bisa didapatkan. Ayunan suspensi cukup meredam guncangan dan getaran sambungan antarjembatan di Tol Layang MBZ dengan baik.
Di kecepatan tinggi, mobil berpenampilan modern ini juga masih nyaman dan mantap dikendarai.
Melalui tuas di konsol tengah, empat mode berkendara bisa dipilih, yakni Sport, Normal, Econ, dan Individual. Sementara menempel di dasbor tengah, ada tuas putar dengan layar digital di tengahnya. Tombol ini berfungsi sebagai jalan pintas (shortcut) untuk mengatur fungsi-fungsi AC dan pengaturan audio. Dalam posisi default, layar digital di tuas putar ini menunjukkan jam.
Layar head unit berukuran 12,3 inci sudah dilengkapi berbagai aplikasi Google, termasuk Google Assistant dan Google Maps untuk navigasi. Namun, fungsi-fungsi Google ini membutuhkan koneksi internet. Sementara di unit tes ini, mobil belum dilengkapi koneksi internet sehingga tidak bisa mencoba fitur-fitur Google ini.
Selain layar displai utama ini, kluster instrumen di balik roda kemudi juga sudah menggunakan tampilan layar digital berukuran 10,2 inci. Tampilan untuk membantu pengemudi masih ditambah dengan head-up display (HUD) berukuran 11,5 inci yang mudah untuk dioperasikan dan dikustomisasi.
Lalu bagaimana konsumsi BBM mobil yang sudah menerapkan teknologi hibrida ini? Dalam perjalanan menuju Semarang, mobil dikemudikan dengan habit mengemudi standar, bukan dalam mode ekonomis. Pedal gas dioperasikan kadang secara agresif. Dengan cara mengemudi itu, layar MID menunjukkan konsumsi BBM di kisaran 16-17 kilometer per liter.
Namun, saat perjalanan pulang menuju Jakarta, Kompas sengaja menahan kecepatan konstan di kisaran 80-90 km per jam selama sekitar satu jam. Pada kecepatan tersebut, konsumsi BBM sempat menyentuh angka 25 km per liter. Sungguh konsumsi bensin yang sangat irit untuk sebuah sedan berukuran menengah seperti ini.
Sesampai di Jakarta, dilakukan cara pengukuran manual dengan pengisian bensin penuh ke penuh. Dari metode itu, tercatat dibutuhkan 28,84 liter bensin untuk menempuh jarak 531,9 km atau rata-rata 18,44 km per liter. Masih terhitung irit untuk mobil berdimensi panjang 4.962 milimeter (mm), lebar 1.862 mm, dan tinggi 1.449 mm dengan jarak antarsumbu roda sebesar 2.830 mm ini. Selama perjalanan, mobil diisi bensin beroktan 92.
Sebagaimana mobil-mobil Honda modern lainnya, Accord baru ini juga sudah dilengkapi fitur keselamatan aktif yang dikelompokkan dalam fitur Honda Sensing. Sementara penumpang di dalam dihibur dengan sistem audio besutan Bose dengan 12 pelantang suara.
Dari kenikmatan berkendara dan berbagai fiturnya itu, Accord boleh dibilang sudah setara dengan mobil-mobil Eropa di segmen harga yang sama. Tinggal kekuatan jenama yang akan menjadi penentu konsumen membeli Honda Accord hibrida atau mobil Eropa dengan mesin konvensional.