Lezatnya Gurame Bumbu Pesmol nan Pekat
Daging yang lembut langsung terangkat ketika disendok. Sama sekali tak terendus amis, memastikan kesegaran sang ikan.
Gurame yang tergolong tak lazim diolah di restoran kebanyakan lantaran ukurannya termasuk besar justru menjadi andalan di Ikan Bakar Cianjur. Di sana, aneka olahan ikan hasil kolam air tawar itu disiapkan dari bahan baku segar dengan paduan bumbu yang menggugah selera.
Restoran Ikan Bakar Cianjur di Jalan Cipete Raya, Jakarta, dipenuhi rangkaian bunga yang mencantumkan ucapan selamat. Restoran tersebut dibuka kembali setelah direnovasi selama lebih kurang dua bulan dan diresmikan pada Jumat (8/3/2024). Bangunan berwajah baru tersebut menggabungkan tampilan tradisional dan modern.
Baca juga : Kuliner Enak Khas Trenggalek
Sekitar pukul 12.00, sebagian besar kursi telah terisi konsumen. Kebanyakan dari mereka sudah paruh baya hingga manula. Tak heran, Ikan Bakar Cianjur sudah berdiri sejak tahun 1989, lalu berkembang pesat merambah sejumlah provinsi hanya lima tahun setelahnya.
Orisinalitas restoran yang dimulai di Cianjur, Jawa Barat, itu sudah melekat dalam benak pelanggan setianya. Ruang dengan pencahayaan alami yang terang dihiasi elemen-elemen kelokalan, lukisan pedesaan, umpamanya, tergantung di dinding, serta nuansa kayu dan bambu yang melapisi sebagian tembok.
Tamu-tamu terlihat melahap hidangannya dengan nikmat di ruang yang nyaman berpendingin udara. Menu Ikan Bakar Cianjur terdiri dari sekitar 80 makanan dan 50 minuman. Sesuai nama restoran itu, hasil kolam air tawar tentu menjadi unggulan dengan gurame pesmol paling digandrungi pengunjung.
Tak amis
Seusai disajikan, daging putih hangat yang demikian lembut itu langsung terangkat ketika disendok. Bumbu-bumbu lumat nan pekat sungguh mengejutkan lidah dengan kelezatannya. Sama sekali tak terendus aroma amis, memastikan kesegaran ikan yang diolah.
Aroma lumpur yang menyengat, jika gurame tak dibudidayakan dengan baik, juga nihil tercecap. Racikan resep menu tersebut memang rahasia. Namun, bumbu-bumbu yang biasa diolah untuk pesmol dapat dikecap, seperti kunyit, bawang merah, tomat, dan cabai rawit.
Hidangan favorit lain, gurame asam manis yang digenangi sedikit kuah kuning kecoklatan, juga tak kalah sedap. Menu ini serupa varian pesmol yang digoreng terlebih dahulu, tetapi dibedakan dengan saus likat bertabur paprika hijau, cabai merah, dan daun bawang.
Gurame geprek pun layak dicoba penggemar masakan pedas. Sajian pendamping seperti sambal terasi dengan cita rasa belacan yang kuat menambah sedap hidangan. Demikian pula dengan sambal kecap, geprek, dan dadak yang menemani kelezatan aneka masakan.
Sebagai pelengkap hidangan utama, tersedia menu sayuran seperti tumis selada wangi, kol, pucuk labu, kangkung, taoge, sawi hijau, dan kailan. Nasi yang paling disukai konsumen umumnya nasi liwet yang disuguhkan dalam ketel kecil, begitu pulen dengan selingan gurihnya ikan teri.
Baca juga : Kuliner Khas Magelang, dari Sop Senerek sampai Mangut Beong
Selain pesmol, asam manis, dan geprek, tersedia juga gurame merah putih, tim, sop, dan siram saos dengan harga masing-masing Rp 135.000 per porsi untuk dua hingga tiga orang. Nasi liwet yang cukup untuk empat porsi bisa dinikmati seharga Rp 45.000, sementara harga seporsi tumis Rp 36.000.
Minuman yang paling direkomendasikan adalah es campur tempo doeloe, dihiasi es serut, kelapa muda, alpukat, agar-agar, cincau hitam, tapai, dan sirsak. Penawar haus seharga Rp 42.000 itu diwadahi gelas besar.
Di sela bersantap, alunan musik bertempo santai menambah rileks tubuh yang duduk di kursi empuk. Lagu-lagu semisal ”Sepasang Mata Bola”, ”Sepanjang Jalan Kenangan”, ”Sabda Alam”, ”Semua Bisa Bilang”, dan ”Semalam di Cianjur” dalam kemasan jazz terasa membelai telinga.
Menyimpan memori
Marketing Manager Ikan Bakar Cianjur Group Natasha Njotowidjojo mengatakan, restorannya dikunjungi aneka generasi. ”Dulu, orangtua mengajak anak-anaknya makan. Sampai punya cucu juga dibawa. Jadi, mereka pun menyimpan memori waktu kecil sehingga masih datang,” tuturnya.
Di Ikan Bakar Cianjur, gurame goreng dan bakar juga termasuk yang paling sering dipesan konsumen seharga Rp 135.000 per porsi. ”Waktu dibeli, ikannya masih di kolam dengan air yang segar, kemudian dikirim. Sumbernya pun lumayan dekat,” katanya.
Penyuplai-penyuplai bekerja sama dengan petani ikan untuk menyetor ukuran yang konsisten dan terjaga kualitasnya. Demi memenuhi ekspektasi pelanggan, terutama pelanggan muda, Ikan Bakar Cianjur cabang Cipete juga direnovasi besar-besaran.
Interior beratmosfer tropis turut terpampang di dalam bangunan megah berlantai dua yang berdiri sejak tahun 2006 tersebut. ”Jadi milestone (tonggak). Renovasi penting karena pelanggan sudah banyak. Umumnya warga sekitar dan pekerja dari kantor yang dekat dengan restoran,” ujarnya.
Pemugaran menjadikan restoran tersebut sebagai pelopor berinovasi tanpa menghilangkan atmosfernya yang klasik. Terlebih, Jalan Cipete Raya sudah dikenal sebagai jalur kuliner. Kebanyakan cabang Ikan Bakar Cianjur masih berlantai satu.
Restoran dengan 21 cabang tersebut juga tersebar di Surabaya, Bogor, Yogyakarta, Depok, Semarang, Tangerang, Bali, Bekasi, dan Batam. Setelah direnovasi, cabang Cipete menghamparkan ruang makan yang lebih luas hingga opsi jasa untuk memarkirkan kendaraan.
”Kapasitas pelataran sekitar 15 mobil. Makanya, kami menyediakan valet supaya konsumen tidak repot parkir,” ucap Natasha. Restoran itu bisa menampung hingga 200 pengunjung yang dilengkapi ruang VIP dengan kapasitas sekitar 30 konsumen.
Renovasi cabang Cipete bukan sekadar perubahan fisik, melainkan juga wujud komitmen untuk mempertahankan tradisi kuliner yang otentik dan memperbarui pengalaman bersantap konsumennya. Luas restoran itu tak banyak berubah, tetapi satu ruang bertambah di lantai dasar.
Baca juga : Kuliner Jember yang Menggoyang Lidah
”Kami juga menawarkan takjil gratis pada bulan puasa nanti. Semoga konsumen bisa merayakan Ramadhan dengan fasilitas yang lebih modern,” katanya. Konsumen yang hendak berbuka puasa bersama bisa menginformasikan anggarannya untuk disesuaikan dengan konsumsi.
Atas komitmennya melestarikan warisan kuliner Nusantara, Ikan Bakar Cianjur menggondol Gemarikan pada tahun 2009 dan 2014. Penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan itu diberikan sebagai apresiasi terhadap kontribusi para pemangku kepentingan yang mendorong peningkatan konsumsi ikan.