Soal Investasi Apple, Pemerintah Masih Merumuskan Bentuk Insentif yang Pas
Apple memperdalam hubungannya dengan China, bahkan saat Apple semakin memperluas produksinya di Asia Tenggara dan India.
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia masih optimistis Apple bersedia memperluas produksinya di Indonesia. Pemerintah juga sedang mempertimbangkan insentif apa yang tepat supaya perusahaan raksasa teknologi Amerika Serikat itu segera memutuskan berinvestasi di Indonesia.
”Apple pasti akan lanjut berinvestasi (di Indonesia). Soal insentif investasi, silakan bertanya ke Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan),” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, Kamis (2/5/2024), di Jakarta.
Budi menjelaskan, Apple tidak merakit sendiri produknya. Menurut dia, negara tujuan yang disasar oleh mitra manufaktur Apple bersedia memberikan insentif yang besar. Bahkan, ada yang bersedia memberikan tax holiday selama 50 tahun.
”Kami mau setara dengan negara lain yang memberikan insentif kepada Apple dan mitra manufakturnya, tetapi kami juga mempertimbangkan agar insentif yang diberikan jangan malah memberatkan negara (Indonesia),” ucap Budi.
Budi mengatakan, dalam era pemerintahan mendatang dipastikan industri digital tetap menjadi salah satu program andalan sehingga pemerataan infrastruktur internet hingga sistem pemerintah berbasis elektronik tetap terwujud. Industri manufaktur ponsel juga diharapkan bisa tumbuh supaya harga jual ke konsumen tidak terlalu mahal.
Baca juga: CEO Apple Bertemu Presiden Jokowi, Indonesia Dorong Penambahan Apple Academy
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan, lewat akun Instagram miliknya, Kamis (18/4/2024), mengatakan, dirinya ikut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan CEO Apple Tim Cook di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Salah satu hasil pertemuan itu adalah menunjuk Luhut menjadi wakil dari Indonesia untuk mengawal investasi Apple.
”Presiden (Jokowi) memerintahkan saya untuk segera merespons rencana mereka mau investasi dalam jumlah yang cukup besar di Indonesia. Dia (Tim Cook) sangat tertarik dengan Ibu Kota Nusantara (IKN), itu juga yang menarik. Dia bilang, kami (Apple) mau investasi, terutama dalam bidang artificial intelligence (kecerdasan buatan) di IKN,” katanya.
Luhut merinci sejumlah aspek ekonomi di Indonesia yang dinilai menjanjikan sebagai pintu masuk investasi Apple, seperti penduduk yang mencapai 282 juta orang, pertumbuhan ekonomi yang stabil, aspek makroekonomi yang bagus, dan inflasi yang stabil.
”Kami berbicara tentang keinginan Presiden untuk melihat ada manufaktur produk Apple di negara ini dan hal itu adalah sesuatu yang akan kami pertimbangkan,” ujar Tim Cook seusai pertemuan tersebut (Kompas.id, 17/4/2024).
Rantai pasok
Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB), Adi Indrayanto, saat dihubungi terpisah, menyatakan, Apple memiliki rantai pasok komponen yang panjang dari negara-negara di Asia ataupun Amerika Serikat. Perakitan produk gawai Apple tidak dilakukan oleh Apple sendiri. Adalah Foxconn Technology Group (Foxconn) yang selama ini diketahui sebagai mitra manufaktur Apple.
”Foxconn sudah tiga kali datang ke Indonesia, bahkan sebelum Tim Cook berkunjung. Pemerintah Indonesia sebaiknya lebih intens mengajak Foxconn untuk berinvestasi jika menginginkan ada pabrik manufaktur Apple di Indonesia,” ujarnya.
Selain Foxconn, pemerintah juga bisa menarik perusahaan pemasok komponen produk Apple supaya mau berinvestasi di Indonesia. Namun, sebelum sampai ke tahap itu, Adi menilai, pemerintah perlu mengevaluasi mengapa kedatangan Foxconn yang berulang kali itu belum kunjung terjadi kesepakatan.
Lebih jauh, imbuhnya, Pemerintah Indonesia perlu memetakan komponen gawai apa saja yang sebenarnya sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Berdasarkan pengamatannya, charger sebenarnya telah dapat dibuat di Indonesia.
Baca juga: Tim Cook: Apple Pertimbangkan Bangun Pabrik Manufaktur di Indonesia
India, sebagai salah satu negara sasaran Apple untuk memperluas produksinya, memiliki populasi penduduk lebih dari 1,4 miliar jiwa. Di sana, banyak kelas menengah mencari produk-produk premium. Adi juga menyampaikan, Pemerintah India memiliki kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri manufaktur dalam negeri dan mengurangi biaya impor. Hal ini yang diduga membuat Apple tertarik berinvestasi di sana.
”Jangan lupa juga ada isu politik sekaligus ekonomi di balik pergerakan bisnis Apple. Hubungan Amerika Serikat -China, misalnya. Sikap Pemerintah Indonesia seperti apa dalam isu itu,” kata Adi.
Mengutip Nikkei Asia, Apple telah memperdalam hubungannya dengan China, bahkan ketika Apple semakin memperluas produksinya di Asia Tenggara dan India. Berdasarkan analisis yang dilakukan Nikkei Asia mengenai daftar pemasok resmi terbaru Apple, ditemukan bahwa Apple meningkatkan jumlah pemasoknya yang berkantor pusat dan pabrik manufaktur di China pada 2023 sembari menggunakan lebih sedikit pemasok dari Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.
Pemasok dari China telah membentuk kelompok pemasok khusus Apple yang terbesar sejak 2020. Jumlah mereka saat ini sebanyak 52 pemasok, naik dari tahun 2022 yang sebanyak 48 pemasok. Jumlah fasilitas manufaktur atau pengembangan Apple di China, termasuk yang dimiliki oleh perusahaan dalam dan luar negeri, tumbuh pesat dari 10 fasilitas menjadi 286 fasilitas.
Hubungan yang lebih erat dengan China terjadi ketika Apple juga mempercepat peralihan rantai pasokannya ke Asia Tenggara di tengah perang teknologi Amerika Serikat - China yang sedang berlangsung.
Jumlah pemasok Apple yang beroperasi di Vietnam melonjak 40 persen dari tahun lalu menjadi 35 pemasok, sedangkan jumlah pemasok Apple di Thailand tumbuh sekitar sepertiga menjadi 24 pemasok. Jumlah pemasok di India tetap pada angka 14, dengan konglomerat lokal Tata Group masuk dalam daftar pemasok teratas.
Baca juga: Tanpa Industri Komponen Dalam Negeri, Pabrik Perakitan Apple Akan Sia-sia
Namun, peningkatan jumlah pemasok Apple di India dan Asia Tenggara tidak serta-merta berarti mengurangi ketergantungan Apple pada China. Analisis Nikkei Asia menunjukkan bahwa sekitar 37 persen dari 35 pemasok di Vietnam berasal dari China dan Hong Kong, termasuk perakit AirPods Luxshare dan Goertek, serta perakit iPad BYD. Pemasok Taiwan mempertahankan status mereka sebagai kelompok terbesar kedua dalam rantai pasok produk Apple, diikuti oleh pemasok dari Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.
Strategi Apple ini berbeda dengan strategi perusahaan sejenis di Amerika, seperti Dell, yang menghentikan penggunaan semua cip dan komponen buatan China. Lalu, HP yang juga diketahui telah meminta pemasok untuk meningkatkan kapasitas komponen di Asia Tenggara dan Meksiko.
Analis teknologi dari IDC, Annabelle Hsu, berpendapat, China masih memiliki rantai pasok terlengkap di dunia untuk komputer pribadi, komputer jinjing, dan ponsel pintar. China tetap menjadi pusat pemasok komponen ataupun suku cadang utama untuk komputer jinjing dan ponsel.
Baca juga: Indonesia Perlu Belajar dari Vietnam untuk Masuk Rantai Pasok Apple