Pembagian dividen oleh emiten perbankan naik seiring kinerja positif pada 2023. Sementara emiten batubara turun.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
Pembagian dividen sudah dimulai. Sebagian emiten di Bursa Efek Indonesia sudah meminta persetujuan dari para pemegang saham untuk membagikan dividen.
Tahun ini, emiten perbankan memberikan dividen menarik kepada para pemegang sahamnya. Cerita sedikit berbeda terjadi pada emiten batubara. Meski masih membagikan dividen untuk performa sepanjang 2023, nilainya turun ketimbang tahun sebelumnya.
Tahun ini, emiten perbankan memberikan dividen menarik kepada para pemegang sahamnya.
Untuk emiten perbankan, imbal hasil dividen dari Bank Danamon Tbk, misalnya, mencapai 4 persen. Diperkirakan, bank lain seperti Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk juga memberikan imbal hasil dividen hingga lebih kurang 7 persen.
Performa positif juga dialami Bank BCA Tbk. Bank ini membukukan laba bersih Rp 48,6 triliun, memecahkan rekor pencapaian laba bersih sebelumnya. Laba 2023 itu naik 19 persen dari laba bersih pada 2022.
Sementara Bank BRI Tbk membukukan rekor laba bersih senilai Rp 60,4 triliun. Ini tumbuh 17,5 persen dibandingkan realisasi pada 2022.
BRI membayarkan sisa dividen tunai senilai Rp 35,43 triliun atau Rp 235 per saham kepada para pemegang saham (2/3/2024). ”BRI berbisnis dengan rakyat dan diproses dengan caranya rakyat. Keuntungan BRI dikembalikan kepada rakyat lewat pajak dan dividen,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (29/3/2024).
Total dividen yang diberikan BRI untuk tahun buku 2023 adalah Rp 319 per saham. Dengan nilai investasi senilai Rp 1,18 miliar, investor mendapatkan dividen Rp 60 juta.
Sementara itu, emiten pembiayaan PT Wahana Ottomitra Multiartha telah memutuskan membagikan dividen tunai senilai Rp 70,92 miliar. Jumlah ini setara dengan 30 persen dari laba bersih senilai Rp 236,41 miliar.
Performa sektor pertambangan batubara pada 2023 turun dibanding 2022.
Performa sektor pertambangan batubara pada 2023 turun dibandingkan 2022. Penurunan harga batubara pada 2023 menggerus laba bersih emiten batubara. Harga rata-rata batubara sepanjang 2023 adalah 172,05 dollar AS per ton. Ini di bawah harga rata-rata pada 2022 senilai 345,4 dollar AS per ton.
Emiten batubara yang sudah menentukan pembagian dividen adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk. Indo Tambangraya telah menggelar rapat umum pemegang saham tahunan pada Kamis lalu.
Erwin Katunde dari Corporate Communication Indo Tambangraya mengatakan, rapat menyetujui dan menetapkan penggunaan laba bersih 500 juta dollar AS. Dividen tunai yang dibagikan sebesar Rp 4.407 per saham, setara dengan 60 persen dari laba bersih Indo Tambangraya pada 2023.
Sebelumnya, Indo Tambangraya telah membagikan dividen interim senilai 199 juta dollar AS atau setara dengan Rp 2.600 per saham pada September 2023. Sisanya sebesar Rp 1,747 per saham diberikan menjadi dividen tunai pada 25 April 2023.
Harga batubara pada 2024 rata-rata 100 dollar AS per ton. Pada 2025, rata-rata harganya diperkirakan turun lagi menjadi 75 dollar AS per ton.
Analis dari CGS International Sekuritas, Jaqline Hamdani, dalam risetnya memperkirakan, harga batubara pada 2024 rata-rata 100 dollar AS per ton. Pada 2025, rata-rata harganya diperkirakan turun lagi menjadi 75 dollar AS per ton.
Penurunan harga terjadi karena berkurangnya permintaan musiman setelah musim dingin. Faktor lain adalah adanya kemungkinan perusahaan di China menurunkan kontrak pembelian batubara pada 2024.