Susul PKB, Nasdem Akhirnya Bergabung di Barisan Pendukung Prabowo-Gibran
Nasdem menyusul PKB mendukung Prabowo-Gibran. Dengan demikian, 71 persen kursi DPR bakal dikuasai partai pemerintah.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah memilih jalan yang berlawanan pada Pemilihan Presiden 2024, Partai Nasdem akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan barisan pendukung pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Kepentingan bangsa yang lebih besar menjadi alasan partai politik pengusung Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar dalam pilpres itu memutuskan mendukung Prabowo-Gibran.
Dukungan kepada Prabowo-Gibran disampaikan langsung Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh kepada Prabowo dalam pertemuan tertutup selama satu jam, Kamis (25/4/2024) sore. Didampingi sejumlah elite Nasdem, Paloh berkunjung ke kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Kami semua berkesimpulan, spirit semangat jiwa besar ini modal utama yang kita butuhkan. Berangkat dari sini Nasdem kembali menegaskan mendukung pemerintahan baru, Prabowo-Gibran,” ujar Surya Paloh seusai pertemuan.
Saat menyatakan dukungan kepada Prabowo-Gibran, Paloh di antaranya didampingi Bendahara Umum Nasdem Ahmad Sahroni dan Sekretaris Jenderal Nasdem Hermawi F Taslim. Sementara Prabowo di antaranya didampingi Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani.
Dengan bergabungnya Partai Nasdem, kekuatan koalisi partai-partai politik pendukung Prabowo-Gibran pun bertambah. Jika sebelumnya, Koalisi Indonesia Maju (KIM) beranggotakan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN), kini ditambah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Nasdem.
Menurut Paloh, keputusan untuk bergabung dengan Prabowo-Gibran sudah melalui tahap kontemplasi dan pertimbangan mendalam terkait masa depan bangsa. Tantangan global yang kian besar menuntut elite-elite untuk menyatukan kekuatan.
”Memang ada opsi karena bukan saya yang meminta, tapi kesempatan, dorongan, keinginan, spirit untuk mengajak bersama dengan pemerintahan saya pikir itu lebih baik. Itulah pilihan saya, pilihan Nasdem,” katanya.
Lagi pula, ujar Paloh, menjadi ”oposisi” pemerintah bisa dilakukan setiap saat. Sementara untuk menjadi bagian dari pemerintahan butuh spirit serta keikhlasan hati yang mengedepankan obyektivitas dengan tetap menjaga nalar dan daya kritis.
Memang ada opsi karena bukan saya yang meminta, tapi kesempatan, dorongan, keinginan, spirit untuk mengajak bersama dengan pemerintahan saya pikir itu lebih baik.
Paloh turut mengungkit hubungannya dengan Prabowo yang telah berlangsung lama, bahkan puluhan tahun. Namun, hal itu tak ada artinya karena sudah mencapai usia senja. Di usia 72 tahun, Prabowo dan Paloh sama-sama ingin bangsa Indonesia maju.
Sementara itu, Prabowo menuturkan, pertemuannya dengan Paloh berlangsung intens dan produktif. Dalam pertemuan itu, semua sepakat Partai Nasdem ikut bekerja sama demi rakyat Indonesia.
”Semua kekuatan yang bisa bergabung untuk bekerja untuk rakyat, memberi suatu pemerintahan yang kuat dan efektif di tengah dinamika dunia sangat dinantikan rakyat kita,” tuturnya.
Kuasai 71 persen kursi DPR
Sebelum Nasdem, PKB sudah lebih dulu menyatakan bergabung dengan koalisi pendukung Prabowo-Gibran. Partai pimpinan Muhaimin Iskandar, calon wakil presiden yang diusung Nasdem, PKB, dan PKS itu, bahkan menyerahkan delapan program perubahan kepada Prabowo.
Merujuk pada penghitungan Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, dan Partai Demokrat akan menguasai 280 atau 48,29 persen dari total 580 kursi DPR. Adapun Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Garuda yang merupakan bagian dari KIM gagal lolos ke parlemen.
Dengan bergabungnya PKB dan Nasdem, maka koalisi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran di parlemen diperkirakan akan menguasai 417 atau 71,89 persen kursi DPR. Sebab, menurut penghitungan CSIS, PKB akan memperoleh 68 kursi dan Partai Nasdem 69 kursi.
Meskipun demikian, jumlah kursi dan hal-hal yang berhubungan dengan pemilu legislatif masih belum bisa dipastikan. Sebab, proses sengketa hasil Pileg 2024 masih akan bergulir di Mahkamah Konstitusi.